Penerapan harga transfer yang sesuai untuk penilaian kinerja pusat pertanggungjawaban pada PT. X di Surabaya

Main Author: ., Silvia
Format: Undergraduate thesis PeerReviewed application/pdf
Terbitan: Fakultas Ekonomi UBAYA , 2003
Subjects:
Online Access: http://repository.ubaya.ac.id/14543/1/AK_1732_Abstrak.pdf
http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/153075
http://repository.ubaya.ac.id/14543/
Daftar Isi:
  • Dengan pesatnya perkembangan perekonomian saat ini memaksa badan usaha untuk bersikap lebih cermat dan tanggap dalam menghadapi pennasalahan yang ada. Reaksi yang cepat dan tepat sangatlah diperlukan untuk mengeliminasi semua masalah yang timbul agar badan usaha mampu untuk tetap bersaing dalam persaingan yang semakin ketat ini. Pendelegasian werwenang ke level yang lebih rendah sangatlah diperlukan. Jika masing-masing manajer divisi diberi wewenang untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah-masalah didalam divisinya akan menyebabkan proses pengambilan keputusan menjadi lebih singkat, efektif dan efisien karena manajer divisi lebih mengetahui detail-detail persoalan yang dihadapi divisinya. Dengan pendelegasian wewenang ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan manajer divisi untuk bekerja secara optimal dalam memaksimalkan fungsi divisinya untuk mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. Adanya pendelegasian wewenang ini memerlukan suatu sistem pengendalian manajemen yaitu dalam bentuk akuntansi pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban ini diperlukan untuk mengevaluasi kinerja dari masing-masing divisi. Penilaian kinerja atas divisi-divisi yang ada harus adil dan akurat karena penilaian kinerja yang adil dan akurat akan memotivasi divisi-divisi yang ada untuk mencapai tujuan divisinya serta mencapai tujuan badan usaha secara keseluruhan. Penetapan metode harga transfer seringkali menjadi kendala dalam suatu badan usaha untuk melakukan penilaian kinerja yang adil dan akurat. PT."X" mempunyai dua divisi yaitu divisi Textile dan divisi Garment, masing-masing divisi tersebut ditetapkan sebagai pusat laba, namun dalam prakteknya metode harga transfer yang ditetapkan manajemen puncak membuat penilaian kinerja atas kedua divisi yang ada menjadi tidak adil dan akurat. Divisi Textile sebagai pihak penjual merasa dirugikan karena harus melakukan tranfer produk dengan metode full cost, hal ini menyebabkan divisi Textile tidak memperoleh laba dari transaksi internalnya. Begitu juga dengan penilaian kinerja atas divisi Garment menjadi tidak akurat karena divisi ini memperoleh kemudahan dalam harga bahan baku yang murah yang mengakibatkan tingkat laba yang dihasilkan menjadi lebih besar daripada yang sebenarnya. Metode harga transfer yang paling sesuai untuk diterapkan adalah metode harga transfer berdasarkan harga pasar karena produk yang ditransfer mempunyai harga pasar. Dengan menggunakan metode ini tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Penilaian kinerja terhadap divisi yang ada menjadi adil dan akurat. Dengan penilaian kinerja yang adil dan akurat akan membawa banyak dampak-dampak positif baik ditingkat divisi ataupun bagi perusahaan secara keseluruhan.