Penerapan Fraud Auditing Untuk Membuktikan Kecurangan Pada Siklus Penjualan Waste Di PT. X, Surabaya

Main Author: Islea, Islea
Format: Undergraduate thesis PeerReviewed application/pdf
Terbitan: Fakultas Ekonomi UBAYA , 2001
Subjects:
Online Access: http://repository.ubaya.ac.id/13021/1/AK_1549_Abstrak.pdf
http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/153272
http://repository.ubaya.ac.id/13021/
Daftar Isi:
  • Untuk menghadapi berbagai macam kecurangan yang semakin banyak terjadi pada kegiatan bisnis dalam bentuk white -collar crime (kejahatan administrasi) maka pengendalian internal dalam setiap badan usaha harus semakin diperhatikan. Badan usaha perlu melakukan pengukuran dan penilaian kembali terhadap pengendalian internal yang ada dalam badan usaha. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi bagi pihak manajemen agar senantiasa dapat mengendaliknn kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam badan usaha . PT "X, adalah badan usaha manufaktur yang selain menjual hasil produksi berupa karpet, juga menjual barang-barang sisa hasil produksi yang disebut sebagai waste. Jenis waste yang dijual adalah polypropylene sedotan, resin batu. resin kotor, pinggiran karpet, join karpet, benang creel end, dan cut pieces doormat. Penjualan wastf.ยท ini sangat membantu PT "X" dalam memperlancar kegiatan usaha yang dilakukan, tetapi karena pengendalian internal yang lemah maka kemungkinan terjadinya kecurangan dalam siklus penjualan waste sangat besar. Untuk itu PT "X, perlu menerapkan fraud auditing untuk mendeteksi kelemahan dari sistem pengendalian yang ada serta kecurangan-kecurangan yang mungkin terjadi akibat adanya kelemahan tersebut pada siklus penjualan waste. Tahap-tahap yang dilakukan dalam menerapkan fraud auditing adalah tahap problem recognition. and evaluation, tahap review planning, tahap evidence collection and communication. of results, tahap analisa hasil fraud ouditing. Berdasarkan hasil audit yang dilakukan, ditemukan kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh bagian gudang dengan melakukan penjual waste sendiri kepada pelanggan dan adanya kolusi antara bagian penjualan, bagian gudang dan kasir dengan tidak melaporkan sebagian penjualan waste kepada badan usaha.