Pengaruh Suhu Pada Pembuatan Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia Galanga Linn) Terhadap Kadar Etil -p- Metoksisinamat Yang Diterapkan Secara Spektrofotodensitometri

Main Author: ., Marliane
Format: Undergraduate thesis PeerReviewed application/pdf
Terbitan: Fakultas Farmasi UBAYA , 1998
Subjects:
Online Access: http://repository.ubaya.ac.id/12317/1/F_Abstrak_710.pdf
http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/151129
http://repository.ubaya.ac.id/12317/
Daftar Isi:
  • Salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi tingkat efektifitas kemanfaatan tanaman obat untuk terapi adalah kadar kandungan kimianya. Pada penelitian ini diteliti pengaruh suhu pada pembuatan ekstrak Kencur ( Kaempferia galanga Linn ) terhadap kadar Etil-p-metoksisinamat secara spektrofotodensitometri. Ekstraksi menggunakan pelarut etanol 70% secara maserasi yang dimodifikasi dengan pemanasan pada suhu 30 ̊C, 40 ̊C, 50°C, 60°C dan 80°C selama 1 jam. Untuk analisis kadar Etil-p-metoksisinamat secara spektrofotodensitometri, hasil ekstraksi pada berbagai suhu dan pembanding Etil-p- metoksisinamat dengan berbagai konsentrasi ditotolkan pada lempeng silikagel 60 F 254, kemudian dieluasi dengan diklormetan, dikeringkan pada suhu kamar dan diukur luas area noda dengan spektrofotodensitometer pada panjang gelombang 254 nm. Hasil analisis kuantitatif kadar Etil-p-metoksisinamat secara spektrofotodensitometri pada suhu ekstraksi 30°C ( 2,26% ± 0,13% ), 40°C ( 2,43% ± 0,16% ), 50°C ( 2,71% ± 0,38% ), 60°C ( 3 , 25% ± 0,49%) dan suhu ekstraksi 80°C ( 3,93% ± 0,67% ). Hasil yang diperoleh kemudian dihitung dengan analisis variansi klasifikasi tunggal pada derajat kemaknaan 0,05 dan didapatkan perbedaan yang bermakna antar perlakuan dimana harga F hitung ( 15,98) > F tabel ( 2,76 ). Pada harga F yang signifikan dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Difference Test) untuk mengetahui perbedaan terkecil yang masih bermakna. Berdasarkan data yang diperoleh antara suhu ekstraksi (°C) dengan kadar Etil-p-metoksisinamat rata-rata ( % ), menunjukkan suhu penyarian yang maksimum berdasarkan kadar Etil-p-metoksisinamat yang tertinggi yaitu 3,93%.