EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETHANOL KULIT BATANG TANAMAN CEMPAKA KUNING (M. champaca L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus

Main Authors: Wikananda, I Dewa Ayu Rayna Nareswari, Hendrayana, Made Agus, Pinatih, Komang Januartha Putra
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Universitas Udayana , 2019
Online Access: https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/50026
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/50026/29778
Daftar Isi:
  • Bakteri Staphylococcus aureus (S. aureus) menjadi salah satu bakteri yang berperan dalam terjadinya penyakit infeksi seperti mastitis, dermatitis, infeksi saluran pernapasan, dan  sindrom syok toksik. Terapi yang bisa diberikan pada penderita infeksi Staphylococcus aureus adalah antibiotik, akan tetapi pengaplikasian antibiotik yang tidak sesuai dapat menimbulkan terjadinya resistensi. Upaya yang dapat dilakukan untuk menangani resistensi tersebut adalah dengan menggunakan bahan herbal sebagai bahan dasar terapi, contohnya kulit batang tanaman cempaka kuning (M. champaca L.). Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui bagaimana efek antibakteri yang ditimbulkan oleh ekstrak etanol kulit batang tanaman cempaka kuning (M. champaca L.) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Pembuatan ekstrak ethanol kulit batang tanaman cempaka kuning diproses dengan menggunakan metode maserasi. Setelah ekstrakethanol  berhasil terbentuk, dilakukan uji efek antibakteri menggunakan metode difusi cakram atau disk diffusion. Kertas cakram pada MH Agar diberi larutan esktrak berkonsentrasi 1%, 10%, dan 100%. Pengulangan dilakukan sebanyak 5 kali. MH Agar diinkubasi dalam inkubator selama 18-24 jam kemudian diamati. Berdasarkan pengamatan, terlihat muncul zona hambat berwarna bening di sekeliling kertas cakram yang sudah ditetesi ekstrak. Penelitian ini memiliki kesimpulan bahwa ekstrak kulit batang cempaka kuning (M champaca L.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Kata kunci: Efek antibakteri, Ekstrak ethanol kulit batang cempaka kuning, Staphylococcus aureus, Zona hambat