GAMBARAN HASIL SKRINING HEPATITIS B DAN HEPATITIS C PADA DARAH DONOR DI UNIT DONOR DARAH PMI PROVINSI BALI

Main Authors: Wulandari, Putu Mita; Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Mulyantari, Ni Kadek; Bagian SMF Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Other Authors: Bagian SMF Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Format: Article application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: E-Jurnal Medika Udayana , 2016
Subjects:
Online Access: http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/21561
Daftar Isi:
  • Hepatitis B dan hepatitis C terjadi pada penduduk di seluruh dunia dan merupakan masalah kesehatan utama dunia. Hepatitis B dan hepatitis C merupakan penyakit infeksi yang menular melalui paparan darah dan tidak menimbulkan gejala spesifik, sehingga bisa melakukan aktivitas donor darah. Oleh karena itu, skrining pada darah donor diperlukan untuk menyediakan darah yang aman. Penelitian dilakukan di Unit Donor Darah PMI Provinsi Bali dari bulan Januari 2014 sampai dengan Juni 2014. Selama penelitian 17526 kantong darah diskrining adanya HBsAg reaktif dan Anti HCV reaktif yang kemudian dikelompokkan berdasarkan umur, jenis kelamin dan jenis donor darah (donor pengganti dan donor sukarela).Data hasil skrining menunjukkan 333 (1.9%) kantong darah memiliki HBsAg reaktif, 78 (0.4%) kantong darah memiliki Anti HCV reaktif dan hanya 2 (0.01%) kantong darah yang memiliki HBsAg reaktif dan Anti HCV reaktif Berdasarkan data hasil skrining di UDD PMI Provinsi Bali, kelompok usia 31 sampai 40 tahun (2.2%) dan jenis donor sukarela (2.4%) memiliki persentase HBsAg reaktif paling tinggi sedangkan pada laki-laki dan perempuan memiliki persentase HBsAg yang sama (1.9%). Dilihat dari jenis kelamin, kelompok usia dan jenis donor yang memiliki persentase Anti HCV reaktif paling banyak yaitu perempuan (0.5%), kelompok usia 31 sampai 40 tahun (0.8%) dan donor sukarela (0.5%).