Perancangan Agrowisata Kopi Dengan Pendekatan Desain Berkelanjutan Di Desa Pujungan, Pupuan, Tabanan, Bali
Main Authors: | Wiguna, I Made Riandika Surya, Mustika, Ni Wayan Meidayanti, Runa, I Wayan |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa
, 2023
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/undagi/article/view/5183 https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/undagi/article/view/5183/4158 |
Daftar Isi:
- Pupuan district which is the second rank of the most robusta coffee production in Bali with a total production of 2,663.0. In addition to the area of land and coffee production in the Pujungan area, this area also has tourist potential. The potential possessed by this village has not been utilized and developed properly because of the lack of facilities that are able to accommodate the process of cultivation, research, coffee processing, and low public awareness about the potential of the area itself. The methods used in data collection are surveying, literature studies, and observation, as well as data compilation and classification methods used for the presentation of data. Then the data obtained is analyzed by comparative methods, analysis, reduction, and synthesis. Coffee Agrotourism is designed to accommodate various main facilities that are channeled through the potential in Pujungan Village, such as educational facilities about the history and cultivation of coffee in Pujungan Village, how to grow coffee directly, traditional and modern coffee processing. The green architecture design with the concept of Sustainable Agritourism design is chosen because it is based on principles that aim to align the building with the surrounding environment and is oriented to long-term aspects, and the design of the development of coffee plantations remains sustainable in various aspects.
- Kecamatan Pupuan yang menjadi peringkat kedua produksi kopi robusta terbanyak di Bali dengan jumlah hasil produksi sebanyak 2.663,0. Selain luas lahan dan hasil produksi kopi pada wilayah Pujungan, daerah ini juga memiliki potensi wisata. Potensi yang dimiliki oleh desa ini belum dimanfaatkan dan dikembangkan dengan baik karena minimnya fasilitas yang mampu mewadahi proses pembudidayaan, penelitian, pengolahan kopi, serta rendahnya kesadaran masyarakat mengenai potensi daerah itu sendiri. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah survey, studi literatur, dan observasi, serta metode kompilasi dan klasifikasi data digunakan untuk penyajian data. Kemudian data yang didapat dianalisis dengan metode komparatif, analisa, reduksi, dan sintesa. Agrowisata Kopi dirancancang guna mewadahi berbagai fasilitas utama yang disalurkan melalui potensi yang ada di Desa Pujungan, seperti fasilitas edukasi mengenai sejarah dan budidaya kopi di Desa Pujungan, cara menanam kopi secara langsung, pengolahan kopi secara tradisional dan modern. Pendekataan desain Arsitektur Hijau dengan konsep perancangan Sustainable Agritourism dipilih karena didasarkan atas prinsip-prinsip yang bertujuan untuk menyelaraskan bangunan dengan lingkungan sekitar serta berorientasi pada aspek jangka panjang, serta desain pengembangan perkebunan kopi ini tetap berkelanjutan dalam berbagai aspek.