Perencanaan dan Perancangan Fasilitas Wisata Pertanian di Denpasar-Bali
Main Authors: | Handi, I Made Handi Narayana Dita, Wijaya, I Kadek Merta , Warnata, I Nyoman |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/undagi/article/view/5150 https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/undagi/article/view/5150/3814 |
Daftar Isi:
- Perancangan fasilitas penunjang wisata pertanian di Denpasar-Bali bertujuan untuk mengembalikan nilai historis yang dimiliki sebagai daerah agraris yang menjadikan pertanian sebagai nadi kehidupan yang meliputi aspek ekonomis, sosiologis, dan budaya masyarakat bali sebagai petani serta memperhatikan peran pertanian sebagai multifungsi yang sangat kompleks dengan ekosistem pedesaan di Bali. Perancangan ini juga sebagai upaya konservasi pelestarian lahan pertanian atau subak di Bali dan sebagai pengenalan obyek wisata baru di Denpasar yang cenderung mengarah ke wisata urban. Sangat disayangkan Bali sebagai daerah agraris, tapi sawah kian habis dengan perkembangan pariwisata dan pengaruh pemenuhan fungsi kota yang tingkat konsumsi nasi masih tinggi sehingga menimbulkan solusi impor beras dilakukan oleh pemerintah. Melalui pendekatan arsitektur pariwisata sebagai upaya dalam mengembangkan pertanian kepada publik, pendekatan teknologi dan lingkungan dalam pengembangan pertanian modern, serta pendekatan tradisi dan budaya yang memiliki nilai magis yang tinggi dan secara turun temurun sudah dilakukan di Bali.
- The design of agricultural tourism support facilities in Denpasar-Bali aims to restore the historical value it has as an agrarian area which makes agriculture the pulse of life which includes economic, sociological, and cultural aspects of the Balinese people as farmers and pays attention to the role of agriculture as a very complex multifunction with rural ecosystems. in Bali. This design is also an effort to conserve agricultural land or subak in Bali and as an introduction to new tourism objects in Denpasar which tend to lead to urban tourism. It is unfortunate that Bali is an agricultural area, but the rice fields are getting depleted with the development of tourism and the influence of fulfilling city functions where the level of rice consumption is still high, causing the government to implement a solution to import rice. Through a tourism architectural approach as an effort to develop agriculture to the public, technological and environmental approaches in the development of modern agriculture, as well as traditional and cultural approaches that have high magical values and have been passed down from generation to generation in Bali.