Redesain Gedung SLB/C Kemala Bhayangkari Dengan Pendekatan Arsitektur Inklusif Di Kabupaten Tabanan
Main Authors: | Dewi, I Gst Ayu Agung Rahayu Rimtya, Mustika, Ni Wayan Meidayanti , Sugihantara, I Ketut |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Warmadewa
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/undagi/article/view/3553 https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/undagi/article/view/3553/3045 |
Daftar Isi:
- SLB (Sekolah luar biasa) merupakan sebuah lembaga pendidikan formal yang melayani pendidikan bagi anak – anak kebutuhan khusus. Di Kabupaten Tabanan terdapat salah satu SLB mengkhususkan fasilitas pendidikan bagi penyandang Tuna Grahita yaitu SLB/C Kemala Bhayangkari memiliki jumlah siswa saat ini 141 peserta didik yang dimana terdiri dari 89 siswa laki-laki dan 52 siswa perempuan, dan memiliki 10 orang guru atau pendidik. SLB ini belum memenuhi perancangan sesuai dengan standar SLB dan disesuaikan dengan kebutuhan anak tunagrahita pada setiap jenjang pendidikannya. Dari hasil observasi perbandingan dengan standar fasilitas pada SLB dilihat dari rasio jumlah siswa dalam pembagian rombel dan ketersediaan ruang kelas dapat disimpulkan SLB/C Kemala Bhayangkari ini kelebihan siswa dan masih kekurangan fasilitas ruang ada , dan perlunya peremajaan fisik bangunan, untuk mewujudkan keamanan dan kenyamanan siswa.. Konsep Tanggap Pengguna serta desain Inklusif yang akan diterapkan menyesuaikan pada kebutuhan dari fasilitas ini dan menjadikan manusia sebagai tujuan utama desain arsitektur desain mengutamakan kebutuhan pengguna, dimana desain yang melihat kondisi pengguna dengan keterbatasan yang dimiliki dan didesain untuk memastikan keamanan pengguna dan arsitektur yang tanggap terhadap lingkungan/kondisi sekitar.
- SLB (extraordinary school) is a formal educational institution that serves education for children with special needs. In Tabanan Regency, there is a special school that specializes in educational facilities for people with Tuna Grahita, namely SLB / C Kemala Bhayangkari, which currently has 141 students consisting of 89 male students and 52 female students, and has 10 teachers or educators. This special school has not fulfilled the design according to the SLB standard and is tailored to the needs of mentally retarded children at every level of education. From the results of comparative observations with standard facilities at special schools, seen from the ratio of the number of students in the division of classes and the availability of classrooms, it can be concluded that this SLB / C Kemala Bhayangkari has excess students and still lacks existing space facilities, and the need for physical renovation of buildings, to realize student safety and comfort. The concept of User Responsiveness and Inclusive designs that will be applied adapt to the needs of this facility and make humans the main goal of the design. The design architecture prioritizes user needs, where designs that see the user's condition with their limitations and are designed to ensure user safety and responsive architecture. to the environment / surrounding conditions.