Preservasi dan Konservasi Fasade Bangunan Kolonial di Jalur Belanda Kota Singaraja Bali untuk Pelestarian Kawasan Kota Lama
Main Authors: | Kurniawan, Agus, Arthana, I Nyoman Nuri |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Universitas Warmadewa
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/undagi/article/view/1021 http://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/undagi/article/view/1021/729 |
Daftar Isi:
- The city of Singaraja in North Bali as one of the old cities in Bali that has many cultural heritage, including the Dutch Line. The Dutch colonial government, built this path after controlling Bali in 1846. Throughout this route, city facilities were built, such as offices, trade, public service facilities and official houses. Since it was proclaimed as an object of tourism, this area has undergone many changes and even destroyed buildings. The purpose of this study was to find out the conservation approach that was carried out on the facade of colonial buildings on the Dutch Line in the City of Singaraja. The research method uses a combination method, sequential explanatory model. Conservation methods and techniques that are carried out physically are preservation and conservation. The non-physical method carried out is restoration in an intangible context. This study also states that ancient buildings need to be more empowered supported by mechanisms such as legal protection and penalties, loans and subsidies, adaptive reuse, and sale development right. Kota Singaraja di Bali Utara sebagai salah satu kota lama di Bali yang banyak memiliki warisan budaya, diantaranya Jalur Belanda. Pemerintah kolonial Belanda, membangun jalur ini setelah menguasai daerah Bali pada tahun 1846. Sepanjang jalur ini, dibangun fasilitas kota, seperti perkantoran, perdagangan, fasilitas pelayanan umum dan rumah-rumah dinas. Sejak dicanangkan sebagai obyek pariwisata, kawasan ini telah banyak mengalami perubahan dan bahkan terjadi penghancuran pada bangunan-bangunan tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui upaya pendekatan konservasi yang dilakukan pada fasade bangunan kolonial di Jalur Belanda Kota Singaraja. Metode penelitian menggunakan metode kombinasi, model sequential explanatory. Metode dan teknik konservasi yang dilakukan secara fisik yaitu preservasi dan konservasi. Metode non fisik yang dilakukan adalah restorasi dalam konteks intangible. Penelitian ini juga menyatakan bahwa bangunan kuno perlu lebih diberdayakan yang didukung dengan mekanisme seperti: legal protection (perlindungan hukum) dan penalties (hukuman), pinjaman dan subsidi, adaptive-reuse, dan sale development right.