Prespektif Islam Mengenai Tradisi Manganan di Punden Mbah Rahmad Desa Gelang Kabupaten Jepara

Main Authors: Khabib, Muhammad Nur, Zafi, Ashif Az
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah , 2020
Online Access: http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tamaddun/article/view/5594
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tamaddun/article/view/5594/3121
Daftar Isi:
  • The tradition of Manganan or also called Nyadran is a tradition that is still preserved and preserved until now by village community Bracelet, subdistrict keling, District Jepara. It is usually performed during the Earth's charity celebrations. This research uses qualitative description methods. The results of the interviews, as well as the study of libraries are then analyzed using qualitative methods of descriptive analysis. The results of this study explained that 1) the implementation of the tradition Manganan in Punden Mbah Rahmad aims as a media grateful to Allah for the abundance of the earth and as a prayer to be kept away from calamities and diseases 2) symbols and the meaning of the tradition of Manganan consisting of lined leaves that contain the meaning of the ordinance of Prayer in congregation, rice and side dishes , the white porridge represents the origin of a child, frankincense which contains the meaning of one's means to pray, 3) concerning the perspective of Islam to the tradition of Manganan, can be attributed to the rule of Imam Syafi'i who mentions that appreciate the idea that grows and made role model among the community is better, than to difference the Sunnah that still Ikhtilah.
  • Tradisi manganan atau disebut juga dengan nyadran merupakan suatu tradisi yang masih terjaga dan terlestarikan sampai kini oleh masyarakat desa gelang, kecamatan keling, kabupaten Jepara. Biasanya dilaksanakan ketika menjelang perayaan sedekah bumi. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif. Hasil dari wawancara, serta studi pustaka kemudian dianalisis menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif analisis. Hasil dari penelitian ini menerangkan bahwa 1) Pelaksanaan Tradisi Manganan di Punden Mbah Rahmad bertujuan sebagai media bersyukur kepada Allah atas melimpahnya hasil bumi dan sebagai do’a supaya dijauhkan dari malapetaka dan penyakit 2) Simbol dan makna dari tradisi manganan yang terdiri dari  daun berjajar mengandung makna tata cara sholat berjamaah, nasi dan lauk pauk yang mengandung makna simbol kerukunan antara sesama masyarakat, bubur abang putih melambangkan asal usul seorang anak, kemenyan yang mengandung makna sarana seseorang untuk memanjatkan doa, 3) Mengenai prespektif agama Islam terhadap tradisi manganan, dapat dihubungkan dari kaidah Imam Syafi’i yang menyebutkan bahwa menghargai gagasan yang tumbuh dan dijadikan panutan di kalangan masyarakat itu lebih baik, daripada memperselisihkan sunnah yang masih ikhtilah.