TABU NIKAH ANTARA MASYARAKAT PURBALINGGA DENGAN SOKARAJA
Main Author: | Priyadi, Sugeng |
---|---|
Format: | Article info eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Universitas Padjadjaran
, 2007
|
Online Access: |
http://jurnal.unpad.ac.id/sosiohumaniora/article/view/5377 http://jurnal.unpad.ac.id/sosiohumaniora/article/view/5377/2739 |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap tabu nikah pada masyarakat perdesaan Purbalingga dan Sokaraja (Banyumas). Penelitian ini ditempuh melalui metode filologi yang dikombinasikan dengan metode folklor. Metode filologi dan folklor dipakai untuk menyediakan sumber sejarah yang terkandung dalam teks dan folklor. Selanjutnya, kedua metode itu ditempuh untuk menghasilkan karya historiografi berupa sejarah kebudayaan atau sejarah intelektual di tingkat lokal Purbalingga dan Banyumas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tabu nikah yang terdapat pada masyarakat perdesaan Purbalingga dan Sokaraja menggambarkan fenomena pluralitas sosial budaya yang didasarkan atas legitimasi sosial politik. Tabu nikah yang timbul disebabkan oleh konflik-konflik sosial sebagai bentuk dari persaingan pengaruh dan perang legitimasi antarelite Purbalinga dengan Sokaraja. Dalam konflik tersebut, Raden Kaligenteng menjadi troublemaker (biang kerok). Tabu nikah di atas menunjukkan sesuatu yang dapat dimaknai sebagai gejala pergeseran dari cosmos menuju chaos. Namun, situasi chaos lebih dominan karena pergeseran itu belum atau tidak melahirkan cosmos yang baru sehingga selalu dalam posisi liminal atau ambang. Posisi tersebut bisa dijelaskan dalam rangka binary opposition yang bersifat relatif yang menghadirkan pihak ketiga yang menempati posisi liminal. Kata Kunci : tabu nikah, konflik sosial, persaingan sosial, cosmos, chaos, posisi liminal