POLITIK IDENTITAS ETNIK ASLI PAPUA BERKONTESTASI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH DI KOTA SORONG
Main Authors: | Leonardo Snanfi, Ferinandus, Darwin, Muhadjir, Setiadi, -, Ikhwan, Hakimul |
---|---|
Other Authors: | Universitas Gadjah Mada |
Format: | Article info Kualitatif application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Universitas Padjadjaran
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://jurnal.unpad.ac.id/sosiohumaniora/article/view/15089 http://jurnal.unpad.ac.id/sosiohumaniora/article/view/15089/8342 http://jurnal.unpad.ac.id/sosiohumaniora/article/downloadSuppFile/15089/1274 |
Daftar Isi:
- Tujuan penelitian, (1) Untuk mengetahui bagaimana politik identitas etnik asli Papua berkontestasi merebut kekuasaan dalam pemilihan kepala daerah di Kota Sorong. (2) Untuk mengetahui bagaimana etnik asli Papua berkolaborasi dengan etnik non Papua dalam merebut kekuasaan dalam pemilihan kepala daerah di Kota Sorong. Metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan (1) Otonomi khusus melahirkan politik identitas etnik, egoisme kampung, marga, budaya, saudara, untuk merebut kekuasaan dalam pemilihan kepala daerah di Kota Sorong. Kedua etnik asli Papua saling marginalisasi dalam strategi isu kampaye politik identitas, family, marga, kampung, organisasi etnik, gereja, televisi,spanduk, koran, elit DPRD Kota. Kedua etnik tidak bersatu dikarenakan egosime budaya, adat, diantara kedua etnik asli Papua itu sendiri di Kota Sorong. Tujuan politik identitas etnik untuk menguasai sumber daya ekonomi (dana) otsus Kota Sorong. (2) Alasan etnik asli Papua berkolaborasi dengan etnik non Papua dikarena etnik Maybrat mempunyai perjanjian politik yaitu etnik Maybrat walikota dan etnik Makassar wakil walikota dalam pemilihan kepala daerah di Kota Sorong. Serta mengguasai pasar umum, transportasi kendaraan umum.