KUALITAS PELAYANAN KAREPE DIMESEMI BOJO (KAWASAN REHABILITASI PENYANDANG DISABILITAS MENTAL SEJAHTERA MANDIRI KABUPATEN JOMBANG) OLEH DINAS SOSIAL KABUPATEN JOMBANG (STUDI PADA DESA BONGKOT)
Main Authors: | Chisnullah, Muhammad Riski, Meirinawati, Meirinawati |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Universitas Negeri Surabaya
, 2022
|
Online Access: |
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/publika/article/view/47450 https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/publika/article/view/47450/39691 |
Daftar Isi:
- Karepe Dimesemi Bojo (Rehabilitation Area for Mentally Disabilities Independent, Jombang Regency) is the service innovations in social sector providing social rehabilitation in Bongkot village. The forms of activities include guidance of psychosocial, mental spiritual, mental health posyandu and work skills. The problems in the implementation are the lack of cooperative family factors in assisting and the training doesn't last long. This study uses a descriptive type research and uses a qualitative and describing service quality with 5 indicators of service quality according to Kotler and Keller (2016) include tangible, reliability, empathy, responsiveness, assurance. Methods of collecting data through interviews, observation and documentation . Data analysis technique with qualitative data analysis which includes data collection, data reduction, data presentation and conclusions. The results showed that tangibles, location, place, equipment and facilities were qualified for service needs. Empathy, service officers have given their care and attention caring and understanding service needs. Reliability, the service has been precise, accurate, and reliable so the effectiveness, and efficiency are achieved. Responsiveness, officers have provided services swiftly and responsively as evidenced by the response of officers in dealing with relapse cases in people with mental disabilities. Assurance, the service guarantee that has been provided is good because the officers have received previous training. Suggestions are to recruit psychiatric medical specialists because there are not yet available psychiatric medical specialists and provide training according to the abilities of persons with disabilities because the training provided has not been fully effective so it is not sustainable.
- Karepe Dimesemi Bojo (Kawasan Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Mental Sejahtera Mandiri Kabupaten Jombang) merupakan salah satu inovasi pelayanan dibidang sosial dengan memberikan rehabilitasi sosial bagi disabilitas mental di desa Bongkot. Bentuk kegiatan meliputi bimbingan psikososial, bimbingan mental spiritual, posyandu kesehatan jiwa dan bimbingan keterampilan kerja. Permasalahan yang terjadi pada pelaksanaannya ada pada faktor keluarga yang kurang kooperatif dalam mendampingi penyandang disabilitas mental dan pelatihan yang diberikan bertahan sebentar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan mendeskripsikan kualitas pelayanan dengan 5 indikator kualitas pelayanan menurut Kotler dan Keller (2016) yang meliputi tangible, reliability, empathy, responsiveness, assurance. Metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan analisis data kualitatif yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan tangibles, lokasi, tempat, peralatan dan fasilitas pendukung telah mumpuni dan memenuhi kebutuhan pelayanan. Emphaty, petugas pelayanan telah memberikan kepedulian dan perhatiannya dengan merawat dan memahami kebutuhan pelayanan. Realibility, pelayanan telah tepat, akurat, dan terpercaya sehingga tujuan, efektivitas, dan efisiensi tercapai. Responsiveness, petugas telah memberikan pelayanan secara sigap dan tanggap terbukti dari respon petugas dalam menangani kasus kambuh pada penyandang disabilitas mental. Assurance, jaminan pelayanan yang telah diberikan sudah baik karena petugas telah mendapatkan pelatihan sebelumnya. Saran yang dapat diberikan agar melakukan perekrutan petugas medis spesialis kejiwaan karena belum tersedianya petugas medis spesialis kejiwaan dan memberikan pelatihan yang sesuai dengan kemampuan penyandang disabilitas dikarenakan pelatihan yang diberikan belum seluruhnya efektif sehingga tidak berkelanjutan.