PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN COMMUNITY BASED TOURISM (STUDI KASUS DESA WISATA KETAPANRAME KABUPATEN MOJOKERTO JAWA TIMUR)

Main Authors: Tamianingsih, Tamianingsih, Eprilianto, Deby Febriyan
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Universitas Negeri Surabaya , 2022
Online Access: https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/publika/article/view/46900
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/publika/article/view/46900/39739
Daftar Isi:
  • National development is an agenda that must be carried out to the village realm to distribute welfare. The application of village development using the concept of a tourism village requires the participation of the community, whose development can be done with Community-Based Tourism (CBT). One of the villages that applies the CBT concept is Ketapanrame Village, located in Trawas District, Mojokerto Regency, East Java. Researchers used descriptive research methods with a qualitative approach and also case studies. This study aims to describe the role of community participants who are members of community-based tourism in the management of the Ketapanrame Tourism Village. This research focuses on two community groups: KUB Taman Ghanjaran, and Pokdarwis Rakasiwi. Data collection techniques were carried out by interview, observation, and documentation. The results of this study are based on participation indicators according to Theresia in Hajar (2018), which consist of: (1) participation in decision making, KUB Taman Ghanjaran has the authority to regulate management and operations independently, while Pokdarwis Rakasiwi is limited to operations only; (2) participation in implementing activities in which the local society contributes business capital in the form of shares, and the communities contribute their energy to managing human resources, tourist attractions, and media promotions; (3) participation in monitoring and evaluation of development, the two community groups regularly hold evaluation meetings and report income to shareholders; and (4) participation in the utilization of development results which the people involved feeling that they get to benefit from getting jobs and dividends. Although community groups actively participate, there are still criticisms regarding parking services at Sumber Gempong Rice Fields Tourism. Therefore, it is necessary to provide assistance and training on hospitality for Pokdarwis Rakasiwi so that community groups can provide the best service in serving visitors. Of the three sub-villages, only Ketapanrame and Sukorame are used as tourist attractions and have management community groups. It is necessary to involve the Slepi community group to avoid social jealousy between sub-villages managing the Ketapanrame Tourism Village. Keywords: Community Participation, Community Based Tourism, Ketapanrame Tourism Village
  • Pembangunan nasional merupakan agenda yang wajib dilakukan hingga ranah desa dengan tujuan pemerataan kesejahteraan. Penerapan pembangunan desa menggunakan konsep desa wisata memerlukan adanya partisipasi masyarakat yang pengembangannya bisa dilakukan dengan Community-Based Tourism (CBT). Salah satu desa yang menerapkan konsep CBT adalah Desa Ketapanrame yang terletak di Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif serta menggunakan studi kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran partisipasi masyarakat yang tergabung dalam community-based tourism dalam pengelolaan Desa Wisata Ketapanrame. Subyek penelitian ini difokuskan kepada dua kelompok masyarakat yaitu KUB Taman Ghanjaran dan Pokdarwis Rakasiwi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini didasarkan pada indikator partisipasi menurut Theresia dalam Hajar (2018) yang terdiri dari: (1) partisipasi dalam pengambilan keputusan, dimana KUB Taman Ghanjaran memiliki kewenangan mengatur manajemen dan operasional secara mandiri sedangkan Pokdarwis Rakasiwi terbatas pada operasional saja; (2) partisipasi dalam pelaksana kegiatan, yang mana masyarakat memberikan sumbangsih modal usaha berupa saham dan kedua kelompok masyarakat memberikan sumbangsih tenaga dalam pengelolaan SDM, tempat wisata hingga media promosi; (3) partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi pembangunan, dimana kedua kelompok masyarakat rutin mengadakan rapat evaluasi dan pelaporan pendapatan kepada penanam saham; dan (4) partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan, yang mana masyarakat yang terlibat merasa mendapat manfaat berupa lapangan pekerjaan dan dividen. Meskipun kelompok masyarakat berpartisipasi secara aktif, masih ditemukan adanya kritik terkait pelayanan parkir di Wisata Sawah Sumber Gempong. Oleh sebab itu diperlukannya pendampingan dan pelatihan mengenai hospitality untuk Pokdarwis Rakasiwi agar dapat memberikan pelayanan terbaik dalam melayani pengunjung. Dari ketiga dusun yang ada, hanya Dusun Ketapanrame dan Dusun Sukorame yang dimanfaatkan sebagai tempat wisata dan memiliki kelompok masyarakat pengelola. Hal ini mengindikasikan diperlukannya pelibatan kelompok masyarakat Dusun Slepi untuk menghindari kecemburuan sosial antar dusun dalam hal pengelolaan Desa Wisata Ketapanrame. Kata Kunci: Partisipasi Masyarakat, Community Based Tourism, Desa Wisata Ketapanrame