PENGARUH KECEPATAN PENGADUKAN TERHADAP RENDEMEN DAN IDENTIFIKASI SELULOSA ASETAT HASIL ASETILASI DARI LIMBAH KULIT PISANG KEPOK

Main Authors: Zhaafirah, Hafshah, Fitriyano, Gema, Hasyim, Ummul Habibah
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Universitas Muhammadiyah Jakarta , 2017
Online Access: https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek/article/view/2041
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek/article/view/2041/1682
Daftar Isi:
  • Pisang kepok merupakan salah satu komoditi buah buahan yang banyak ditemukan di Indonesia. Buah ini memiliki banyak manfaat bagi manusia baik dimafaatkan secara langsung maupun menjadi bahan olahan. Jumlah konsumsi buah pisang kepok yang tinggi akan menghasilkan kulit pisang yang tinggi pula. Pada kulit pisang kepok terdapat kandungan selulosa yang memiliki banyak manfaat jika diproses lebih lanjut. Salah satunya adalah sebagai bahan baku pembuatan selulosa asetat. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kulit pisang kepok sebagai bahan baku pembuatan selulosa asetat, mengetahui cara memperoleh selulosa asetat dari limbah kulit pisang kepok, mengetahui pengaruh kecepatan pengadukan pada tahap asetilasi, dan mengetahui hasil rendemen selulosa asetat terbaik. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode delignifikasi dengan pelarut NaOH dan dengan waktu reaksi 24 jam sebagai tahap awal pemisahan alfa selulosa dari senyawa lain yang terdapat dalam kulit pisang. Setelah didapatkan alfa selulosa dilakukan reaksi asetilasi dengan anhidrida asetat pada suhu 45oC dengan variasi kecepatan pengadukan 900, 1050, 1200, 1350, dan 1500 rpm dan waktu reaksi selama 6 jam. Hasil penelitian menunjukkan yield terbesar pada kecepatan pengadukan 1500 rpm yaitu sebesar 27.04%. Dan diperoleh R2 = 0,9988 dengan persamaan y = 3E-05x2 - 0,0411x + 26,28. Selanjutnya dilakukan uji FTIR ((Fourier Transform Infra Red)) untuk memastikan terbentuknya produk yang kita ingingkan (selulosa asetat) dibuktikan dengan spektrum yang menunjukkan adanya senyawa selulosa yang di tandai dengan terbentuknya peak pada daerah serapan 1636 cm-1 yaitu dengan cara membandingkan gugus pada selulosa asetat hasil reaksi dengan gugus selulosa asetat komersil.