MANTRA DALANG NYEMPALA KOTHAK DALAM PERTUNJUKAN WAYANG PURWA Kajian Semiotik dan Konteks
Main Author: | ., Luwiyanto |
---|---|
Other Authors: | UNWIDHA |
Format: | Article info application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
PROCEEDING
, 2015
|
Online Access: |
http://journal.unwidha.ac.id/index.php/proceeding/article/view/490 http://journal.unwidha.ac.id/index.php/proceeding/article/view/490/428 |
Daftar Isi:
- Seorang dalang wayang purwa ketika akan pentas wayang biasanya pada saat-saat tertentu, misalnya: mulai berangkat dari rumah, talu, nyempala kothak, nglorot kayon, dan menyalakan blencong, membacakan mantra atau doa. Tulisan ini ditujukan untuk menganalisis salah satu mantra tersebut yaitu mantra yang dibacakan pada saat dalang memulai mengetukkan kotak (nyempala kothak). Setelah dianalisis maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa dilihat dari kata-kata yang digunakan, kepekatan penyusunan, serta makna yang terkandung, maka mantra-mantra dalang disusun dengan susunan yang tertentu atau merupakan bentuk formula. Mantra dalang saat nyempala kothak mempunyai makna yang dalam, yakni melambangkan hidup atau kehidupan. Hal ini dapat disejajarkan dengan cerita Samudramanthana tentang air amrta atau air kehidupan. Dilihat dari konteksnya, peran dalang pada saat mendalang sesuai dengan yang tersirat dalam mantranya adalah sebagai Yang Mutlak/ Tuhan, sedangkan pengetukan kotak (nyempala kothak) merupakan simbol dimulainya hidup dan kehidupan. Kata kunci: mantra, formula, kehidupan