PENERAPAN KONSEP BUKIT BERTERAS DENGAN KOMBINASI TANAMAN CAMPURAN (STUDI KASUS KECAMATAN CIMENYAN KABUPATEN BANDUNG)

Main Authors: Adilah, Rossa, Chofyan, Ivan
Format: Article info kajian; kemampuan lahan; kesesuaian lahan application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Program Studi Perencanaan Wilayah Kota , 2019
Subjects:
Online Access: https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/planologi/article/view/29
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/planologi/article/view/29/pdf
Daftar Isi:
  • ABSTRAKLahan pertanian di Kecamatan Cimenyan berada di perbukitan, lahan pertanian tersebut ditanami dengan tanaman semusim yaitu bawang daun, kentang, bawang merah, tomat, cabe, kol dan lobak. Tanaman semusim memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelebihan dari tanaman semusim dapat dengan cepat memberikan pemasukan atau pendapatan untuk petani. Sedangkan kelemahan tanaman semusim, yaitu kurang memiliki lebar tajuk yang besar sehingga mengakibatkan air hujan yang turun langsung mengenai tanah tanpa adanya penghalang dan saat musim panen lahan pertanian menjadi gundul sehingga dapat menyebabkan erosi atau kerusakan lingkungan. Seperti yang terjadi di Kecamatan Cicaheum dimana telah terjadi banjir bandang. Penyebab banjir tersebut terjadi akibat terjadinya alih fungsi lahan di bagian utara serta lahan hijau yang sudah berkurang dan tidak adanya penahan air hujan yang turun. Teras yang digunakan yaitu terasering dengan jenis teras bangku (Bench Terrace). Dimana teras bangku dapat diterapkan pada lahan dengan kemiringan 10-40%, teras bangku bertujuan untuk mengurangi dampak erosi. Hasil analisis kemampuan lahan menunjukan bahwa kecamatan cimenyan sesuai untuk ditanami kopi jenis arabika dan kopi robusta. Sedangkan untuk perbandingan pendaatan petani kopi menguntungkan dibandingkan dengan pendapatan tanaman semusim. Akan tetapi perlu adanya penanganan atau peran dari pemeritah untuk mengarahkan petani untuk menanam tanaman tahunan yaitu kopi. Penerapan konsep bukit berteras dengan kombinasi tanaman campuran diharapkan dapat mengurangi dampak erosi atau keruskan lingkungan. ABSTRACTAgricultural land in Cimenyan District is in the hilly region. The agricultural land is planted with annual crops, namely leeks, potatoes, shallots, tomatoes, chillies, cabbage and turnips. Annual crops have advantages and disadvantages. The advantages of annual crops can quickly provide crop yields to farmers. While the weakness of annual crops, which is less canopy width greater than rainwater that directly hit the surface of the land without any obstacles and during the harvest season, agriculture becomes bare so that it can cause erosion. In 2018 there were flash floods in the Jatihandap and Cicaheum areas of Bandung. One of the causes of the flooding was due to land conversion in the upstream part of Cimenyan Sub-district, which was originally planted with perennial crops replaced with annual crops. Planting of annual crops in hilly areas causes environmental damage, such as erosion. This study aims to propose the application of the terraced hill concept with a combination of mixed plants. The terrace used is a bench terrace, while the plants planted are coffee plants and woody plants. The analysis model used in this study is the analysis of land capability and land suitability analysis. The application of this concept is intended to reduce erosion and other environmental damage.