UPAYA PENYELAMATAN KARESIDENAN LAMPUNG DARI AGRESI MILITER BELANDA
Main Authors: | Pratama, Lian, Maskun, Maskun, Basri, Muhammad |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG
, 2013
|
Online Access: |
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/PES/article/view/3162 http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/PES/article/view/3162/pdf_33 http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/PES/article/downloadSuppFile/3162/266 |
Daftar Isi:
- Based on the formulation, so that this study aimed for rescue efforts Lampung Residency of military aggression II 1949 in politics and military. This study used the historical method with the literatureâ€TMs and the documentationâ€TMs data collection techniques, while the data analysis is the qualitative data analysis. The result showed that the rescue efforts Residency Lampung by the public and goverrment Lampung, this is show in the field of political and military to make emergency rule on the move and guerrilla for the new dutch attack. In Lampung second military aggression (Clash II) new start Januari 1, 1949, Netherlands entrance to the bay Lampung through Kalianda towards the port Panjang. Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya penyelamatan Karesidenan Lampung dari Ageresi Militer Belanda II tahun 1949 dalam bidang politik dan militer. Metode yang digunakan adalah metode historis. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik kepustakaan dan teknik dokumentasi, sedangkan untuk menganalisis data menggunakan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya upaya penyelamatan Karesidenan Lampung oleh masyarakat dan pemerintahan Lampung, ini ditunjukkan pada bidang politik dan militer yaitu dengan membuat pemerintahan darurat yang berpindah-pindah dan gerilya untuk menghadapi serangan Belanda. Di Lampung agresi militer kedua (Clash II) baru dimulai tanggal 1 Januari 1949, Belanda masuk ke Teluk Lampung melalui Kalianda menuju Pelabuhan Panjang. Kata kunci: agresi militer II, belanda, karesidenan lampung