RE-EKSISTENSI WAYANG KRUCIL TUBAN: SEBAGAI UPAYA PEMERTAHANAN BUDAYA LOKAL

Main Authors: Dra. Sri Sulistiani, , Drs. Sukarman,
Format: application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Padma , 2012
Online Access: http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal_padma/article/view/5183
Daftar Isi:
  • Abstrak Keberadaan wayang Krucil Tuban sebagai salah satu seni tradisional pada saat ini sangat memprihatinkan. Kondisi yang memprihatinkan tersebut didasari oleh beberapa kenyataan, diantaranya: dalang wayang krucil Tuban yang aktif tinggal sedikit, kuantitas pagelaran rendah atau sedikit, regenerai dalang maupun penabuh gamelan kurang maksimal bahkan tidak dilakukan, pembinaan dari instansi pemerintah hampir dapat dikatakan tidak ada, dan juga wilayah  edar yang sempit. Dalam satu tahun hanya mampu menggelar tak lebih dari 5 kali pentas untuk memenuhi permintaan masyarakat dan hanya diperuntukkan kegiatan ritual yaitu untuk ruwatan dan prosesi bersih desa yang tergolong sakral. Faktor yang mendukung kebertahanan wayang Krucil Tuban terdiri atas faktor internal yang meliputi aspek bentuk dan aspek fungsi. Faktor eksternal mengarah pada kondisi sosial masyarakat. Fungsi yang diemban wayang Krucil Tuban adalah fungsi ritual, pengobatan, didaktis, hiburan, dan kritik sosial. Beberapa faktor yang mengancam eksistensi wayang Krucil Tuban adalah kenakalan remaja yang berkelahi saat ada pagelaran, keberadaan TV swasta, dan pembinaan pihak pemerintah yang nyaris tidak ada.  Berbagai langkah menjaga kebertahanan wayang Krucil Tuban adalah regenerasi dalang dalang dan penabuh gamelan tetap berjalan, meningkatkan kecakapan dalang, pagelaran rutin di masyarakat yang dibiayai pemerintah daerah, pembinaan secara kontinu oleh pemerintah, mengadakan pagelaran gabungan dengan seni lain