PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DAN JENIS KELAMIN
Main Authors: | MARIFATIN, SITI, Haris Rosyidi, Abdul |
---|---|
Format: | eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Jurusan Matematika UNESA
, 2016
|
Online Access: |
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/mathedunesa/article/view/16686 |
Daftar Isi:
- Berpikir kritis dalam memecahkan masalah merupakan salah satu tujuan pembelajaran matematika. Berpikir kritis merupakan proses mengolah informasi dalam mencari kejelasan, mengevaluasi, menghubungkan informasi dan memberi keputusan dengan cara yang terorganisasi. Perbedaan kemampuan matematika dan jenis kelamin dimungkinkan mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil berpikir kritis siswa SMP dalam memecahkan masalah ditinjau dari perbedaan kemampuan matematika dan jenis kelamin. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif menggunakan metode wawancara berbasis tes. Siswa pada penelitian ini enam siswa yang terdiri dari satu laki-laki dan satu perempuan pada tiap jenjang kemampuan. Data dianalisis berdasarkan indikator berpikir kritis yaitu klarifikasi, asesmen, inferensi, dan strategi pada empat tahapan pemecahan masalah Polya. Berdasarkan hasil penelitian, dilihat dari kemampuan matematika, tidak ada perbedaan signifikan antara proses berpikir kritis siswa laki-laki berkemampuan tinggi dan sedang. Perbedaannya siswa berkemampuan sedang tidak dapat menemukan cara lain dalam memecahkan masalah. Siswa laki-laki berkemampuan rendah hanya memenuhi indikator asesmen pada tahap memahami masalah. Pada jenis kelamin perempuan, siswa berkemampuan tinggi dan sedang menggunakan konsep yang benar, sedangkan konsep yang digunakan siswa berkemampuan rendah tidak tepat. Terdapat perbedaan dalam menggunakan cara untuk memecahkan masalah. Siswa berkemampuan tinggi menggunakan dugaan, siswa berkemampuan sedang menggunakan eliminasi dan siswa berkemampuan rendah menggunakan cara mencoba-coba. Dilihat dari perbedaan jenis kelamin, pada kemampuan matematika tinggi siswa laki-laki lebih analitis dan teliti daripada perempuan. Pada kemampuan sedang, tidak ada perbedaan signifikan antara laki-laki dan perempuan. Siswa laki-laki dan siswa perempuan berkemampuan rendah hanya memenuhi beberapa indikator berpikir kritis pada tahap memahami masalah. Kata Kunci: Berpikir Kritis, Pemecahan Masalah, Jenis Kelamin