TEOLOGI DAMAI DALAM ISLAM
Main Author: | Rostitawati, Tita |
---|---|
Format: | Article info eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
IAIN Sultan Amai Gorontalo
, 2014
|
Online Access: |
http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ma/article/view/181 http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ma/article/view/181/137 |
Daftar Isi:
- Tujuh abad yang lalu Jalaluddin Rumi (1207-1373), penyair sufi besar kelahiran Balkh, dalam karya monumentalnya Matsnawi mengungkapkan: “Jika tiada cinta dunia akan membeku.”Cinta baginya adalah penaka lautan yang luas dan dalam, seluas dan sedalam daya jelajah nurani manusia itu sendiri.Cintalah yang semestinya menjadi pilar utama bagi asas hubungan antar manusia, antar bangsa antar kebudayaan, antar sistem hidup yang berbeda.Pertimbangan rasional dan kepentingan tampaknya sering membawa kepada kebinasaan. Perang adalah satu bentuk ekstrem yang destruktif dari corak hubungan manusia yang terlepas dari panduan cinta, perang adalah manifestasi dari iklim hati yang membeku, kecuali perang untuk membela diri dan membela keadilan yang hakiki.Cinta adalah akar dari segala kebaikan dan keutamaan hidup manusia.Oleh sebab itu Nabi Muhammad berpesan dalam salah satu hadisnya “Tidaklah beriman seorang di antara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”.