Tradisi Baca Burdah dan Pengalaman Keagamaan Masyarakat Desa Setiris Muaro Jambi

Main Author: Rosalinda, Rosalinda; Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Kontekstualita , 2016
Online Access: http://e-journal.iainjambi.ac.id/index.php/kontekstualita/article/view/188
http://e-journal.iainjambi.ac.id/index.php/kontekstualita/article/view/188/170
Daftar Isi:
  • Abstrak: Artikel ini membahas tradisi membaca Burdah, kumpulan puisi tentang sejarah kehidupan Nabi Muhammad. Burdah disusun oleh penyair Mesir Muhammad bin Sa'id al-Bushiri (wafat 1295). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui pengamatan terhadap aktivitas keagamaan komunitas di Desa Setiris Muaro Sebo Kabupaten Muaro Jambi, yang tradisi ini lazim bagi mereka. Studi ini menunjukkan bahwa warga Setiris percaya pembacaan Burdah akan memberikan pembaca kenikmatan. Bagi pembaca dan pendengar, Burdah diterima dengan pemahaman yang beragam. Beberapa warga mendapat makna langsung ketika mereka mendengarkan atau membaca Burdah, tapi banyak dari mereka tidak mengerti dan pergi meninggalkan tradisi. Pada kenyataannya, ada pula yang percaya bahwa jika membaca atau mendengarkan Burdah keinginan akan diberikan oleh Kekuatan yang lebih tinggi, walau tentu saja tidak semua keinginan masyarakat melaksanakan tradisi Burdah menjadi kenyataan. Namun, membaca dan mendengarkan Burdah masih merupakan bagian yang kuat dari kehidupan keagamaan komunitas Setiris ini. Kata kunci: Burdah, mistis, keagamaan Pengalaman, desa Setiris.Abstract: This article discussed the tradition of reading Burdah, a collection of poems about the life history of the Prophet Muhammad. Burdah was composed by Egyptian poet Muhammad ibn Sa'id al-Bushiri (d. 1295). This study uses qualitative method to explain what people see in the community of Setiris Muaro Sebo District Muaro Jambi, which this tradition is a common occurance. The study shows that the villagers of Setiris believe the recitation of Burdah will grant readers pleasure. For the readers and listeners of Burdah in the area, the content of Burdah accepted with the diverse understanding. Some citizens got the meaning directly when they listen or recite the Burdah, but many of them do not understand and just went along with the tradition. In fact, even if there’s a believe that if you read or listen to Burdah your wishes will be granted by the higher being, but of course not all the wishes of the people implementing the Burdah tradition came true, but nevertheles reading and listening to Burdah is still a strong part of people of Setiris’s religious life. Keywords: Burdah, Mistic, Religious Experience, Setiris villagers.