Pandangan Jamaah Tabligh dan Salafi terhadap Khilafah, Demokrasi dan Monarki (Satu Tinjauan Jambi)

Main Authors: Mubarak, Haris; Fakultas Syariah, IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Razak, Abdul; Fakultas Syariah, IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: IAIN STS Jambi , 2016
Online Access: http://e-journal.iainjambi.ac.id/index.php/arrisalah/article/view/916
http://e-journal.iainjambi.ac.id/index.php/arrisalah/article/view/916/822
Daftar Isi:
  • This article aims to identify Tablighi Jama’at’s and Salafi’s views about politics both khilafah, democracy and monarchy. With using qualitative approach, this research obtains that there is same opinion between Tablighi Jama’at and Salafi about khilafah, but they have different view about democracy and monarchy. Tablighi Jama’at and Salafi are two Islamic movements claiming themselves as followers of Sunnah of the Prophet, the Companions, tabi’in and tabi’ tabi’in. But in the practice, Tablighi Jama’at and Salafi have different view in various aspects, one of them is about politics. They explain that khilafah is a boon to human from Allah and this is difficult to be done at now. To establish this system, it has to begin from below (from ourselves, family and neighbor and so on). In the democracy and monarchy system, Tablighi Jama’at is able to accept those political systems for the reason that it can break the Moslem unity. However Salafi refuses democracy system, because this system is not from Islam and it has a lot of weakness, even though in this system, there are many Islamic political parties. In the monarchy system, Salafi can accept it, because the Companions had ever practiced it.Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji pandangan Jamaah Tabligh dan Salafi terhadap sistem politik baik itu sistem politik Islam (khilafah), demokrasi maupun monarki. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini melihat bahwa ada persamaan pandangan mengenai sistem khilafah antara Jamaah Tabligh dan Salafi, namun berbeda pandangan mengenai sistem politik demokrasi dan monarki. Jamaah Tabligh dan Salafi adalah dua gerakan dakwah yang menyatakan diri mereka adalah pengikut Sunnah Nabi Muhammad SAW, para sahabat, tabi’in dan tabi’ tabi’in. Namun dari segi praktiknya, keduanya mempunyai pandangan berbeda, salah satunya dari aspek politik. Menurut keduanya, terbentuknya khilafah adalah anugerah dari Allah SWT dan ini sulit untuk terlaksana saat ini, untuk membangunnya harus dimulai dari bawah khususnya dari diri sendiri, keluarga dan seterusya. Sedangkan dalam memandang demokrasi dan monarki, Jamaah Tabligh menerima setiap sistem politik, karena Jamaah Tabligh memang menghindari pembicaraan mengenai sistem politik tersebut, karena dianggap dapat menimbulkan perpecahan. Namun berbeda dengan Salafi yang menolak sistem demokrasi walaupun dalam sistem tersebut ada partai politik Islam, karena demokrasi bukan lahir dari Islam dan memiliki banyak kelemahan, tetapi Salafi tidak menolak sistem monarki karena sistem tersebut pernah dipraktikkan pada masa sahabat.