THE CHARACTER ANALYSIS IN WELTY’S A VISIT OF CHARITY
Main Author: | Agustini, Putu Anik |
---|---|
Format: | Article application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
HUMANIS
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ojs.unud.ac.id/index.php/sastra/article/view/6580 |
Daftar Isi:
- Sebuah karya sastra yang dibuat berdasarkan imajinasi penulis danumumnya mencerminkan kondisi sosial, yang menggunakan lingkungan sosial disekitarnya sebagai dasar. Wellek dan Warren (1973:39) menyatakan bahwakarya sastra itu sendiri membenarkan semua kepentingan kita dalam kehidupanseorang penulis, dalam lingkungan sosial dan seluruh proses sastra.Untuk menganalisa sebuah karya sastra diperlukan mengidentifikasibagian-bagian terpisah untuk menentukan hubungan antara bagian-bagiannyauntuk menemukan hubungan bagian tersebut dengan karya sastranya (Kenney,1966:5). Novel adalah salah satu contoh prosa fiksi yang menggambarkankarakter dan memperkenalkan lebih dari satu kesan, efek atau emosidigambarkan sebagai cerita lama untuk menulis dalam sebuah buku. Karaktermerupakan salah satu aspek penting, ia membawa berita dari penulis yang dapatmembawa berbagai nilai dalam kehidupan manusia seperti moralitas, pendidikandan banyak lainnya.Dalam studi ini, cerita berjudul A Visit of Charity dipilih untuk dianalisa.Penulis menggambarkan suatu tema tentang kepentingan diri sendiri danketidakpekaan melalui tindakan tokoh Marian, terutama di akhir cerita. Mariandatang untuk memberikan sesuatu, yaitu pot tanaman, bukan dirinya sendiri. Diabahkan tidak memberikan waktu seperti yang diberikan gadis yang lainnya yaitumembaca alkitab kepada perempuan tua di rumah tersebut. Saat ia berteriakuntuk menunggu bus, melompat pada, dan menggigit buah apel, dia tidakmenunjukkan perasaan yang tersentuh. Dia hanya menginginkan mendapatkannilai tambah pada kunjungannya, tidak ada lagi yang penting.Selanjutnya dalam cerita ini penulis mengatakan bahwa amal palsu dapatmenghancurkan kemanusiaan yang berpura-pura mengakui. Orang-orang sepertiMarian bertindak baik karena tugas atau untuk keuntungan pribadi yang telahmenciptakan Rumah panti asuhan bagi orang tua dan kondisi yang telahmembuat penduduk marah, dan merasa tidak suka. Marian meninggalkan duawanita tua di panti asuhan tersebut merasa lebih kesepian dan putus asa.Kunjungan semacam ini bukanlah kunjungan sosial tentunya.