PERBANDINGAN KADAR SERUM PROGESTERON PADA WANITA HAMIL INPARTU DAN TIDAK INPARTU

Main Author: Artana Putra, Wayan
Format: Article application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana , 2015
Online Access: http://ojs.unud.ac.id/index.php/obgyn/article/view/13560
Daftar Isi:
  • Pentingnya peran progesteron dalam mempertahankan kehamilan telah dapat diterima secara umum. Berbagai bukti menyatakan, pada plasenta manusia dan mamalia lain, progesteron memegang peranan penting dalam mempertahankan ketenangan uterus selama masa kehamilan. Pelucutan progesteron merupakan suatu syarat mutlak untuk mengaktivasi miometrium, menginisiasi persalinan dan terminasi kehamilan. Pada kebanyakan spesies mamalia, awal persalinan ditandai oleh penurunan konsentrasi progesteron sirkulasi dan peningkatan konsentrasi estrogen. Namun, tidak seperti pada kebanyakan spesies lainnya, kadar progesteron sirkulasi tidak menurun pada manusia. Pada manusia kadar progesteron tetap tinggi selama persalinan, menimbulkan suatu paradox bagaimana inisiasi persalinan bisa terjadi. Kondisi ini membawa pada suatu pendapat bahwa terdapat suatu mekanisme aktif untuk menginduksi terjadinya pelucutan progesteron pada saat usia kehamilan mencapai aterm. Namun mekanisme apa yang menekan fungsi progesteron hingga persalinan dapat terjadi masih terselubung dan tidak pasti. Pada kebanyakan plasenta mamalia subprimata, pelucutan progesteron sebelum inisiasi persalinan di manifestasi oleh penurunan yang signifikan dari kadar progesteron di sirkulasi, yang disebabkan oleh luteolisis atau perubahan steroidogenesis plasenta, dimana hal ini menyebabkan diproduksinya estrogen. Namun peristiwa tersebut tidak terjadi pada kehamilan manusia. Sejak Csapo mengumumkan teorinya tentang pelucutan progesteron pada tahun 1977, investigasi selanjutnya menemukan kesulitan dalam menyimpulkan adanya penurunan konsentrasi progesteron dalam hubungannya dengan persalinan manusia. Arpad Csapo menyatakan bahwa miometrium tikus dan kelinci hamil kebal terhadap oksitosin dan menyimpulkan bahwa uterus gravid berada dibawah pengaruh progesteron, dimana penyebaran aktivitas elektrik yang merangsang membran miosit ditekan atau dihapuskan. Lebih lanjut Csapo berargumentasi, bila progesteron sangat diperlukan untuk mempertahankan kehamilan maka pelucutan progesteron merupakan suatu syarat mutlak terjadinya terminasi kehamilan. Persoalan ini membingungkan para ahli biologi reproduksi selama beberapa dekade, karena kurangnya bukti tentang adanya pelucutan progesteron pada wanita yang akan melahirkan. Pada tahun 1994, Chaliss dan Lye menyatakan bahwa kadar progesteron plasma tetap tinggi dan baru menurun setelah plasenta dilahirkan. Bukti yang berlawanan ini telah menelurkan konsep “pelucutan progesterone fungsional”. Walau berbagai usaha telah dilakukan dan berbagai hipotesis telah diajukan untuk mengungkap pelucutan progesteron fungsional, mekanisme yang mendalam mengenai kunci proses persalinan manusia masih belum diketahui. Hipotesis bahwa penurunan respon miometrium terhadap progesteron memediasi terjadinya pelucutan progesteron fungsional. Represor endogen (miometrial) dari progesteron reseptor dapat menginduksi terjadinya pelucutan progesteron fungsional dan membawa pada terjadinya inisiasi persalinan. Respon progesteron membutuhkan ekspresi dan kompetensi fungsional dari reseptor progesteron (PR). Untuk itu perubahan dari kadar dan fungsi reseptor progesteron dapat menjadi suatu langkah penting dalam mengungkap mekanisme terjadinya pelucutan progesteron fungsional. Kemungkinan ini telah menginspirasi peneliti hingga menghasilkan kesimpulan baru. Jadi pada persalinan tidak terjadi penurunan progesteron plasma tetapi penurunan terjadi secara fungsional dimana terjadi penurunan kadar progesteron reseptor (PR).Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kadar serum progesteron wanita hamil inpartu tidak lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak inpartu, namun tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar serum progesteron wanita hamil inpartu dengan yang tidak inpartu.