MEKANISME INFLAMASI DAN INFEKSI PADA PERSALINAN PRETERM

Main Author: Suwardewa, Tjokorda Gde Agung
Format: Article application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana , 2015
Online Access: http://ojs.unud.ac.id/index.php/obgyn/article/view/13557
Daftar Isi:
  • Persalinan preterm masih merupakan masalah Obstetri, khususnya dibidang kedokteran fetomaternal. Hal ini berhubungan dengan angka kejadian persalinan preterm masih tinggi, bervariasi dan cenderung meningkat. Selain itu, persalinan preterm terkait dengan stres psikis ibu dan keluarga, mahalnya pembiayaan perawatan bayi preterm, dan risiko terjadinya efek samping jangka pendek dan jangka panjang. Efek samping jangka pendek dapat berupa cara persalinan, risiko asfiksia neonatorum, perdarahan intrakranial, dan kematian perinatal. Efek jangka panjang antara lain gangguan pertumbuhan fisik, kecerdasan, psikologik. Bahkan, preterm merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas perinatal Pada dasarnya, mekanisme yang mengawali persalinan preterm tersebut belum diketahui pasti. Persalinan preterm tersebut merupakan suatu sindroma yang mungkin berhubungan dengan infeksi, perdarahan dan iskemik uterus, overdistensi uterus, kelainan pada serviks, reaksi alograf abnormal, fenomena alergi, dan gangguan endokrin. Faktor-faktor tersebut dihubungkan dengan rangkaian gejala klinik yang mengakibatkan sinkronisasi adanya kontraksi miometrium, robekan selaput janin pada korion dan amnion, dan pematangan serviks (Romero, 2009). Di RSUP Sanglah Denpasar, Abdi (2011), melaporkan tentang penelitian kasus-kontrol, bahwa terdapat perbedaan bermakna infeksi multibakterial di vagina pada ibu hamil preterm dibanding dengan aterm. Selain infeksi vagina, infeksi di tempat lain dapat pula menjalar ke kavum uteri melalui berbagai mekanisme yaitu hematogen, limfogen, dan perkontinuitatum. Bahkan infeksi periodontal juga dikaitkan dengan meningkatnya risiko persalinan preterm (Iam, 2002).