Ketidakhadiran Pemimpin Perempuan di Forum Komunikasi Mahasiswa Bojonegoro Universitas Negeri Surabaya dalam Persepsi Pengurus dan Anggota

Main Authors: Selvia, Charisa Candra, Jatiningsih, Oksiana
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Universitas Negeri Surabaya (Unesa) , 2023
Online Access: https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-kewarganegaraa/article/view/51831
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-kewarganegaraa/article/view/51831/42235
Daftar Isi:
  • FKMB Unesa is a Regional Student Organization from Bojonegoro at Unesa. Since its formation, no woman has been in the highest leadership position in the organizational structure, namely the general chairperson. The formulation of the problems in the research are: (1) How are the perceptions of the management and members of the FKMB Unesa regarding the absence of women as leaders. (2) What are the inhibiting factors for the election of women as leaders in FKMB Unesa? The theory used in this study is Rosmarie Putnam Tong's Theory of Liberal Feminism. This study uses a descriptive qualitative research method. Data from the study were obtained from interviews with seven administrators and two members, focus group discussions (FGD) with 10 administrators and two members, observation and documentation. The research informants are the management and members of the Unesa FKMB for the 2022/2023 period. In general, informants were of the view that women were not suitable to be general chairmen at FKMB Unesa because women were emotional, women were not destined to be leaders, were hampered by distance and time, were not authoritative, were not suitable as top leaders, and were not flexible as leaders. Meanwhile, women themselves also feel unable to carry out the role of leader. As in the theory of Liberal Feminism, the inhibiting factors for the presence of female leaders are caused by internal and external factors. It can be argued that men and women have different opportunities, women's opportunities to become leaders are not as big as men's opportunities. The absence of women as leaders is caused by two inhibiting factors that reinforce each other, so that women will be further away from opportunities to become leaders. The power of change can occur when both factors want to break down, both men and women can support each other to erode the patriarchal culture that is rooted in the organization. Keywords: Perceptions, Absence of Women Leaders, Inhibitors.    
  • FKMB Unesa adalah Organisasi Mahasiswa Daerah dari Bojonegoro di Unesa. Sejak terbentuknya, belum ada perempuan yang berada ditampuk kepemimpinan tertinggi dalam struktur organisasi yaitu ketua umum. Rumusan masalah dalam penelitian yaitu: (1) Bagaimana persepsi pengurus dan anggota FKMB Unesa terhadap ketidakhadiran perempuan menjadi pemimpin. (2) Apa faktor penghambat terpilihnya perempuan sebagai pemimpin di FKMB Unesa? Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Feminisme Liberal Rosmarie Putnam Tong. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif naratif. Data dari penelitian diperoleh dari hasil wawancara bersama tujuh pengurus dan dua anggota, focus froup discussions (fgd) bersama 10 pengurus dan dua anggota, observasi dan dokumentasi. Informan penelitian adalah pengurus dan anggota FKMB Unesa periode 2022/2023. Pada umumnya, informan berpandangan bahwa perempuan tidak cocok menjadi ketua umum di FKMB Unesa karena perempuan emosianal, perempuan tidak ditakdirkan menjadi pemimpin, terhambat oleh jarak dan waktu, tidak berwibawa, tidak cocok sebagai top leader, dan tidak fleksibel menjadi pemimpin. Sementara perempuan sendiri juga merasa tidak mampu menjalankan peran sebagai pemimpin. Sebagaimana dalam teori Feminisme Liberal, faktor penghambat hadirnya pemimpin perempuan disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Dapat dikemukakan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki peluang yang berbeda, peluang perempuan untuk menjadi pemimpin tidak sebesar peluang laki-laki. Ketidakhadiran perempuan sebagai pemimpin disebabkan oleh kedua faktor penghambat yang saling menguatkan, sehingga perempuan akan semakin jauh dari peluang menjadi pemimpin. Kekuatan perubahan dapat terjadi ketika kedua faktor sama-sama ingin mendobrak, baik laki-laki maupun perempuan bisa saling mendukung untuk menggerus budaya patriarki yang mengakar pada organisasi. Kata Kunci: Persepsi, Ketidakhadiran Pemimpin Perempuan,  Penghambat.