DAERAH PENANGKAPAN IKAN KEMBUNG (Rastrelligger sp) DI SELAT SUNDA PADA MUSIM PERALIHAN

Main Authors: Tarigan, Daniel Julianto, Sasongko, Agung Setyo, Cahyadi, Ferry Dwi, Yonanto, Lio, Rahayu, Bella Dinda
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan , 2021
Subjects:
Online Access: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtpk/article/view/33347
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtpk/article/view/33347/21238
Daftar Isi:
  • Ikan kembung merupakan spesies yang dominan tertangkap di Perairan Selat Sunda. Daerah penangkapan ikan memiliki karakteristik yang sangat dipengaruhi kondisi oseanografi seperti suhu dan klorofil-a. Suhu permukaan laut merupakan indikator untuk mengukur fenomena-fenomena yang terjadi di lautan seperti fenomena arus, upwelling, front sedangkan klorofil-a yang merupakan indikator kesuburan suatu perairan. Aspek ukuran panjang ikan menjadi fokus utama dalam menentukan daerah penangkapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil tangkapan berdasarkan klorofil-a, suhu permukaan laut, dan ukuran panjang ikan yang menghasilkan pemetaan daerah penangkapan ikan kembung di Perairan Selat Sunda. Penelitian ini dilakukan dengan metode kasus. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skoring terkait dengan klorofil-a, suhu permukaan laut, ukuran panjang ikan, dan CPUE. Ukuran panjang ikan merupakan aspek yang memiliki bobot terbesar. Kategori daerah penangkapan ikan terdiri dari kategori daerah penangkapan ikan potensial, potensial sedang, dan tidak potensial. Berdasarkan hasil penelitian, jumlah hasil tangkapan ikan kembung di Perairan Selat Sunda selama penelitian yaitu 741 kg. Kategori ukuran ikan layak tangkap terdapat di daerah penangkapan Pulau Peucang, Pulau Panaitan, Teluk Paraja, dan Tanjung Alang-Alang. Kandungan klorofil-a secara keseluruhan termasuk kategori tinggi. Daerah penangkapan yang termasuk kategori potensial yaitu Pulau Peucang, Pulau Panaitan, Tanjung Alang-Alang, dan Teluk Paraja sedangkan daerah penangkapan yang tidak potensial yaitu Tanjung Lesung, Sumur, Sebesi, Tanjung Ketapang, dan Rakata.
  • Mackerel is the dominant species caught in the waters of the Sunda Strait. The fishing grounds has a very strong influence on oceanographic conditions such as temperature and chlorophyll-a. Sea surface temperature is an indicator for measuring phenomena that occur in the oceans such as currents, upwelling, fronts, while chlorophyll-a is an indicator of the fertility of a waters. The aspect of fish length is the main focus in determining fishing grounds. This study aims to analyze the catch based on chlorophyll-a, sea surface temperature, and fish length which results in mapping the fishing grounds for mackerel in the Sunda Strait waters. This research was conducted by using the case method. The analysis used in this study is the scoring associated with chlorophyll-a, sea surface temperature, fish length, and CPUE. The length of the fish is the aspect that has the greatest weight. The fishing grounds category consists of potential, medium potential and non-potential fishing categories. Based on the research results, the total catch of mackerel in the waters of the Sunda Strait during the study was 741 kg. The catch size category of fish is in the fishing grounds of Peucang Island, Panaitan Island, Paraja Bay, and Tanjung Alang-Alang. The overall chlorophyll-a content is in the high category. The fishing grounds that are included in the potential category are Peucang Island, Panaitan Island, Tanjung Alang-Alang, and Paraja Bay, while the fishing grounds that do not have the potential are Tanjung Lesung, Sumur, Sebesi, Tanjung Ketapang, dan Rakata.