HUBUNGAN PENGGUNAAN OBAT BRONKODILATOR DENGAN TERJADINYA XEROSTOMIA PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DI RSU Dr. PIRNGADI MEDAN (RELATIONSHIP BETWEEN THE USAGE OF BRONCHODILATOR TOWARD XEROSTOMIA IN CHRONIC OBSTRUCTIVE PULMONARY DISEASE PATI
Main Authors: | Hasibuan, Sayuti, ., Jennifer |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Fakultas Kedokteran Gigi USU
, 2017
|
Online Access: |
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/dentika/article/view/18194 https://jurnal.usu.ac.id/index.php/dentika/article/view/18194/7732 |
Daftar Isi:
- Abstract Xerostomia is a subjective sensation of dry mouth which can cause oral problems and affects one’s quality of life. It is often seen as a side effect of medications and one of those medications that can cause xerostomia is bronchodilator which is used to treat chronic obstructive pulmonary disease patients. The study aimed to know the relationship between the usage of bronchodilator depending on types and duration of medication towards xerostomia in chronic obstructive pulmonary disease patient at Dr. Pirngadi Medan Hospital. The design of research was a cross sectional analytic survey which included 97 copd patients (75 men and 22 women). Subjects were interviewed and questionnaires was used to collect data. Data progress was done computerized and analysis using Chi square. The results showed that 64.95% subjects had xerostomia and the highest prevalence of xerostomia was found rest on subjects who used combination types of bronchodilator (beta 2 agonists and anticholinergic) and duration use of drugs was 1-5 years. In conclusion, there are significant relationship (p< 0,05) between types and duration use of bronchodilator in treating copd patients toward xerostomia. The combination and the longer duration use of medication will increase the risk of xerostomia. Key words: Xerostomia, medication, bronchodilator, copd Abstrak Xerostomia merupakan sensasi subjektif mulut kering yang dapat menyebabkan berbagai masalah di rongga mulut dan mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Xerostomia sering terjadi sebagai efek samping penggunaan obat dan salah satu obat yang dapat menyebabkan xerostomia adalah obat bronkodilator yang digunakan pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan penggunaan obat bronkodilator terhadap terjadinya xerostomia pada pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) berdasarkan jenis dan lama pemberian obat. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional melibatkan 97 subjek (75 orang laki-laki dan 22 orang perempuan) yang merupakan pasien PPOK di RSU Dr. Pirngadi Medan. Penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai subjek menggunakan alat bantu kuesioner. Data diproses secara komputerisasi dan analisis menggunakan uji Chi square. Hasil penelitian menunjukkan pasien PPOK yang mengalami xerostomia sebanyak 63 orang (64,95%). Persentase xerostomia paling tinggi terdapat pada pengguna kombinasi obat (agonis beta 2 dan antikolinergik) dan berdasarkan lama pemberian obat paling tinggi terdapat pada pengguna obat selama 1-5 tahun. Sebagai kesimpulan, ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara jenis obat dan lama pemberian obat bronkodilator yang digunakan pasien PPOK terhadap terjadinya xerostomia. Penggunaan kombinasi obat dan dengan durasi yang semakin lama akan semakin meningkatkan resiko terjadinya xerostomia. Kata kunci: Xerostomia, pengobatan, bronkodilator, ppok