Daftar Isi:
  • Depo Kereta Sidotopo merupakan salah satu bengkel perawatan, permeliharaan, dan perbaikan armada kereta milik PT. KAI (Persero). Kegiatan operasional bengkel Depo Kereta yang menghasilkan air limbah berasal dari kegiatan pencucian bogie dan perawatan genset kereta. Air limbah industri bengkel banyak tercampur oleh bahan pelarut/pembersih, bahan bakar, oli (minyak pelumas), dan air bekas cucian. Namun, hingga saat ini Depo Kereta Sidotopo belum memilki IPAL untuk mengolah limbah cair dari kegiatan operasionalnya tersebut. Sehingga, diperlukan adanya perancangan pengolahan air limbah dengan teknologi yang tepat sesuai dengan karakteristik air limbah Depo Kereta. Perencanaan pembangunan lPAL diawali dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder yang diperoleh dari survei lapangan, sampling maupun data dari instansi terkait. Setelah itu dilakukan pengolahan data dan perencanaan IPAL sesuai dengan kriteria desain dan prinsip pengolahan air limbah, kemudian diperoleh perencanaan berupa DED IPAL, Bill of Quantity (BOQ), Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan Standar Operasional Prosedur (SOP) operasional dan pemeliharaan IPAL.Berdasarkan hasil sampling terdapat beberapa parameter pencemar yang belum memenuhi baku mutu diantaranya yaitui minyak dan lemak 220 mg/L, BOD 172 mg/L, COD 358 mg/L, TSS 312 mg/L dan Fosfat 19,31 mg/L. Sistem IPAL yang terpilih untuk mengolah air limbah tersebut terdiri dari 1 unit Grease Oil Trap (0,6 m x 0,3 m x 0,8 m), 1 unit Bak Pengumpul (0,8 m x 0,8 m x 1,5 m), 1 unit Elektrokoagulasi (1 m x 0,5 m x 0,8 m), 1 unit Sedimentasi (1,2 m x 0,4 m x 1 m), 1 unit Filtrasi (0,5 m x 0,5 m x 0,65 m) serta 1 unit Sludge Drying Bed (2 m x 2 m x 0,5 m). Biaya investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan IPAL adalah Rp. 78.476.500, sedangkan untuk biaya operasional IPAL pertahunnya membutuhkan listrik dengan biaya Rp. 14.400.000/tahun.