Daftar Isi:
  • Kabupaten Teluk Bintuni adalah wilayah yang dialiri banyak sungai yang dimanfaatkan oleh penduduk karena kondisi jalur darat yang tidak selalu dapat dilewati oleh kendaraan. Salah satu moda transportasi yang digunakan untuk menghubungkan ke-24 distrik yang ada di kabupaten tersebut adalah taksi air yang telah beroperasi sejak tahun 2019. 3 (tiga) unit taksi air berkapasitas 16 orang tersebut belum dapat beroperasi secara optimum, karena hanya menjangkau 4 (empat) distrik saja. Tugas Akhir ini bertujuan untuk merencanakan pola operasi baru dari taksi air yang ada sehingga dapat menjangkau seluruh distrik di Kabupaten Teluk Bintuni. Hal terpenting yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi sungai yang dapat dilayari serta menghitung kombinasi rute. Terdapat 11 distrik yang dapat di lalui oleh taksi air. Dengan memperhatikan waktu operasi taksi air yang tidak boleh lebih dari 12 jam, wilayah operasi dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu, Wilayah Operasi Utara I, Wilayah Operasi Utara II, dan Wilayah Operasi Selatan yang masing-masing dilayani oleh satu taksi air. Biaya operasi taksi air di masing-masing wilayah operasi dapat dihitung dan dipakai untuk menentukan pola operasi dengan biaya terendah. Rute terpilih di Wilayah Operasi Utara I adalah Bintuni – Tomu – Aranday – Kamundan – Aranday – Tomu – Bintuni. Wilayah Operasi Utara II adalah Bintuni – Manimeri – Wamesa – Manimeri – Bintuni. Wilayah Operasi Selatan adalah Aroba – Sumuri – Babo – Kuri – Kaitaro – Kuri – Babo – Sumuri - Aroba. Benefit Cost Ratio dihitung untuk mengetahui kelayakan pola operasi tersebut. Nilai benefit cost ratio dari pola operasi taksi air yang direncanakan adalah 1,09, yang berarti pola operasi yang direncanakan layak secara ekonomi. Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui perilaku 3 (tiga) variabel, yaitu, permintaan penumpang, load factor, dan tarif, terhadap kelayakan operasi taksi air.