Daftar Isi:
  • Kabupaten Boyolali memiliki sebutan sebagai Boyolali Kota Susu dikarenakan Kabupaten Boyolali menjadi penghasil susu terbesar. Sebanyak 20% produksi susu di Indonesia dan 70% produksi susu di Jawa Tengah berasal dari Kabupaten Boyolali. Kondisi Industri susu segar di Desa Sukorejo masih cenderung lemah karena dalam produksi susu sapi, para peternak hanya sampai produksi susu segar saja kemudian dijual ke KUD Setempat dengan harga yang murah dan belum adanya produk turunan yang dihasilkan. Padahal Desa Sukorejo merupakan desa dengan jumlah sapi perah terbanyak. Kondisi ini disebabkan kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai pengolahan susu segar menjadi produk turunan dan juga alur pemasaran dari komoditas tersebut sehingga menyebabkan peternak sapi perah hanya bisa menjual hasil produksinya ke KUD setempat. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah menentukan produk olahan susu yang memiliki nilai tambah terbesar sebagai produk Pengembangan Ekonomi Lokal di Desa Sukorejo Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali. Terdapat dua tahapan untuk mencapai tujuan penelitian antara lain mengidentifikasi produk turunan susu segar menggunakan metode Content Analysis. Tahap kedua menentukan produk turunan komoditas susu di Desa Sukorejo Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali menggunakan metode analisis nilai tambah. Hasil dari penelitian ini adalah produk olahan susu segar dengan nilai tambah terbesar sebagai produk Pengembangan Ekonomi Lokal di Desa Sukorejo Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali. Dari hasil analisis nilai tambah dihasilkan bahwa produk kefir yang memiliki nilai tambah terbesar yaitu sebesar Rp 74.800 dengan harga jual outputnya sebesar Rp 180.000 untuk tiap 1 liter. Dengan dikembangkannya produk olahan susu segar kefir akan meningkatkan produktifitas industri pendukung lainnya dan juga dapat memicu munculnya klaster industri produk olahan susu lain selain kefir.