Perancangan Aktivitas Perawatan pada Conveyor System Batu Bara dengan Metode Risk Based Maintenance (RBM) dan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus: PLTU Tenayan Raya)
Main Authors: | Giffari, Farouk; Departemen Teknik Sistem dan Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Prasetyawan, Yudha; Departemen Teknik Sistem dan Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/view/56031 http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/view/56031/6269 http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/downloadSuppFile/56031/24553 http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/downloadSuppFile/56031/24554 http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/downloadSuppFile/56031/24555 http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/downloadSuppFile/56031/24556 |
Daftar Isi:
- Conveyor system merupakan salah satu proses bisnis pada PLTU Tenayan Raya. Perusahaan menerapkan perawatan pada konveyor dengan metode corrective maintenance. Metode perawatan ini kurang efektif karena dapat menyebabkan operasi pada pembangkit secara keseluruhan berhenti. Menurut data riwayat kerusakan, terdapat 71 kali gangguan pada conveyor system PLTU Tenayan selama 3 tahun terakhir. Hal ini menyebabkan tingginya kegiatan corrective maintenance yang dapat meningkatkan biaya perawatan, downtime, dan risiko kerugian yang dihasilkan. Pada penelitian ini menggunakan metode Risk Based Maintenance (RBM) dan Reliability Centered Maintenance II untuk merancang aktivitas perawatan preventive pada mesin konveyor batu bara. Langkah yang dilakukan adalah analisis risiko maintenance pada RBM, analisis FMEA, evaluasi mode kegagalan dengan RCM II Decision diagram, dan menentukan aktivitas serta kalender perawatan. Hasil RBM menunjukkan bahwa 3 dari 8 komponen memiliki nilai risiko di atas 5% yaitu komponen belt (6%), pulley (30%), dan motor (6%). Ketiga komponen tersebut dilanjutkan ke tahap evaluasi jadwal perawatan dengan metode RCM II. Dari hasil analisis RCM II menunjukkan ketiga komponen tersebut mendapat preventive maintenance antara lain: 1) Scheduled restoration task untuk komponen belt sekali dalam 8 hari. 2) Finding failure task untuk komponen pulley sekali dalam 47 hari, dan 3) On-condition task untuk komponen motor sekali dalam 0,5 tahun. Kegiatan perawatan tersebut dirancang menjadi kalender perawatan berdasarkan perhitungan interval waktu perawatan tiap komponen untuk kurun waktu 1 tahun dari Januari hingga Desember 2020.