Daftar Isi:
  • Adanya keragaman fungsi wilayah dan kegiatan yang pesat di tengah tuntutan keseimbangan pasokan dan permintaann sumberdaya membuat Kabupaten Sukoharjo memerlukan optimasi pemanfatan lahan melalui pendekaran telapak ekologis. Analisis ini dilakukan berdasarkn komponen biokapasitas atau ketersediaan lahan produktif, telapak ekologis atau konsumsi pemanfaatan lahan, dan defisit ekologis. Variabel penelitian ini adalah populasi, pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, penyerap karbon, dan terbangun. Tahapan penelitian ini dimulai dari perhitungan biokapasitas (demand), telapak ekologis (supply), keseimbangan defisit ekologis, dan optimasi lahan. Kemudian dilakukan komparasi eksisting lahan 2017, telapak ekologis 2017, rencana pola ruang 2031 (RTRW Sukoharjo 2011-2031), dan telapak ekologis 2031. Hasil penelitian menunjukkan Kabupaten Sukoharjo mengalami surplus pada level 1 dengan defisit ekologis 3.480.947 Gha atau 3.96 Gha/capita. Biokapasitas lahan lebih besar 186% dari 150% telapak ekologisnya. Kondisi biokapasitas wilayah masih bisa memenuhi kebutuhan penduduk dan lahan surplus dapat mensuplai kebutuhan wilayah lain yang mengalami defisit. Pertumbuhan penduduk perlu ditekan hingga 1,01 % agar tetap seimbang dalam mengalokasikan RTRW Kabupaten Sukoharjo hingga tahun 2031