Daftar Isi:
  • Kota Malang memiliki daerah dengan indikasi kumuh, salah satunya Kelurahan Ciptomulyo dengan luasan kumuh 59,85 ha sekaligus merupakan permukiman kumuh terbesar di Kota Malang. Kelurahan Ciptomulyo memiliki penduduk 12.767 jiwa dan kepadatan penduduk tinggi yaitu 15.382 jiwa/km2. Kondisi tersebut diperparah dengan muncul-nya COVID-19 di Indonesia, di mana transmisinya berkaitan dengan faktor lingkungan dan perilaku masyarakat. Permu-kiman kumuh di Kelurahan Ciptomulyo tidak menunjukkan perbaikan berarti dari tahun 2016 hingga 2018 yaitu 62,60 ha pada tahun 2016 dan 59,80 ha permukiman kumuh pada 2018, hal tersebut dapat memicu transmisi COVID-19 di Kelurahan Ciptomulyo. Hal ini dibuktikan dengan adanya penambahan kasus COVID-19 hingga mencapai kasus 417 positif dan 26 meninggal dunia. Karena itu diperlukan pengkajian lanjut terkait bagaimana faktor kerentanan kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Ciptomulyo terhadap transmisi COVID-19. Metode yang digunakan memiliki dua tahapan. Tahapan pertama menentukan faktor yang berpengaruh terhadap keren-tanan COVID-19 pada permukiman kumuh di Kelurahan Ciptomulyo dengan analisis Likert. Tahap kedua adalah menga-nalisis tingkat pengaruh faktor kerentanan COVID-19 pada permukiman kumuh di Kelurahan Ciptomulyo dengan meng-gunakan analisis AHP. Stakeholder yang digunakan memiliki pengaruh terhadap transmisi COVID-19 di Ciptomulyo. Hasil analisis likert dan AHP diperoleh luaran faktor yang berpe-ngaruh serta tingkatannya terhadap transmisi COVID-19 di Kelurahan Ciptomulyo. Faktor yang memiliki pengaruh tinggi adalah kepadatan penduduk, kebiasaan menerapkan kebijakan isolasi dan pembatasan sosial, budaya menggunakan alat pro-tektif diri. Faktor yang memiliki pengaruh sedang adalah rerata jumlah keluarga dalam satu KK, angka penderita ISPA, kepa-datan bangunan, dan fasilitas kesehatan. Faktor yang memiliki pengaruh rendah adalah ketersediaan dan kualitas air, keter-sediaan dan kondisi sanitasi, ruang terbuka, dan kemiskinan.