HUBUNGAN PENGUNAAN MASKER SEBAGAI APD DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA PEKERJA INDUSTRI MEBEL
Main Author: | Sampouw, Nancy Lidya |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://jurnal.unai.edu/index.php/jsk/article/view/2636 https://jurnal.unai.edu/index.php/jsk/article/view/2636/2040 |
Daftar Isi:
- Latar belakang: Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakanpenyakit saluran pernapasan atas yang disebabkan oleh agen infeksiusyang menimbulkan infeksi dapat berasal dari paparan debu yang ada ditempat kerja. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungipara pekerja di tempat kerja berupa alat pelindung pernapasan yaitumasker untuk mencegah terjadinya ISPA. Tujuan penelitian yaitu untukmengetahui hubungan antara pengunaan alat pelindung diri maskerdengan kejadian infeksi saluran pernapasan atas pada pekerja industrimebel di Kelurahan Tuminting Kecamatan Tuminting Kota Manado.Metode: Penelitian ini menggunakan desain koresional denganpendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 30 orangpekerja dengan menggunakan teknik total sampling. Prosespengumpulan data menggunakan kuesioner dan diuji statistik denganrumus presentase untuk menganalisa data univariat dan analisisSpearmen Correlation untuk menganalisa data bivariat. Hasil: Penelitianini mengindikasikan bahwa gambaran pengunaan alat pelindung dirimasker yaitu pekerja selalu menggunakan masker dengan jumlah 20responden (67%), gambaran kejadian infeksi saluran pernapasan akutyaitu ISPA ringan dengan jumlah 18 responden (60%), hubungan antarapengunaan alat pelindung diri masker dengan kejadian infeksi saluranpernapasan atas pada pekerja industri mebel dengan nilai signifikan p-value = 0,000 < 0,05. Diskusi: Terdapat hubungan yang signifikanantara pengunaan alat pelindung diri masker dengan kejadian infeksisaluran pernapasan akut pada pekerja industri mebel.Direkomendasikan untuk peneliti selanjutnya untuk menggunakan bataswaktu terjadinya kejadian ISPA lebih lama lagi yaitu lebih dari tiga bulanatau dapat menggunakan desain penelitian kohort prospektif atauretrospektif