Pengaruh Air Perasan Temulawak (Curcuma xanthoriza Roxb) terhadap Kadar SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) Studi Eksperimental pada Tikus Sebelum Diinduksi dengan CCl4 (Carbon Tetrachlorida)

Main Authors: Widayati, Eni, -, Chodidjah
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) , 2012
Subjects:
Online Access: http://sainsmedika.fkunissula.ac.id/index.php/sainsmedika/article/view/71
http://sainsmedika.fkunissula.ac.id/index.php/sainsmedika/article/view/71/54
Daftar Isi:
  • Background: High dose CCL4 may cause liver damage marked by the increased of Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT). Temulawak (Curcuma xanthoriza Roxb) contain curcumin that has been suggested to act as a hepatoprotector. The aim of this experimental study was to find out the effect of temulawak in CCL4-induced rats. Design and method: The study used pre and post test randomized control group design. In this study, Galur wistar rats were divided into 4 groups: Group I (the control group given aquadest for 14 days); Group II (treated with aquadest for 12 days continued with CCL4 for two days, group III and IV? (treated group given temulawak for 12 days followed with CCL4 concentration of 50%, 75% and 100% . In the day 14 SGOT concentrations were assessed using Anova test. Result:. Bonferroni test result showed there was significant different between group I and II; I and III; I dan IV; No significant difference was found between group III and IV (p>0.05). Conclusion: Temulawak can? decrease SGOT concentration in rats. Pendahuluan: Penggunaan CCL4 pada dosisi tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati, salah satunya ditandai dengan kenaikan kadar SGOT. Temulawak mengandung kurkumin yang dapat melindungi sel-sel hati (hepatoprotektor). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian air perasan temulawak terhadap kadar SGOT sebelum diinduksi dengan CCL4. Metode Penelitian: Penelitian dilakukan dengan desain post test randomized control group design. Penelitian dilakukan selama 14 hari menggunakan hewan uji tikus putih galur wistar. Hewan uji dikelompokkan secara acak menjadi 4 kelompok uji, yaitu I (pemberian aquades), II (pemberian aquades selama l2 hari, dilanjutkan pemberian CCL4 10% dosis 0,5cc/hari selama 2 hari), kelompok III dan IV diberi air perasan temulawak konsentrasi 75% dan 100% selama 12 hari kemudian dilanjutkan dengan pemberian CCL4 10% dosis 0,5 cc/hari. Pada hari ke 14 dilakukan pemeriksaan kadar SGOT pada semua kelompok. Hasil Penelitian: SGOT rata-rata pada kelompok 1 sebesar 46,76 U/L; kelompok 2 sebesar 96,09 U/L; kelompok 3 sebesar 72,99 U/L dan kelompok 4 sebesar 68,52 U/L. Hasil uji anova menunjukkan p= 0,000, dan uji Bonferroni menunjukkan hasil kelompok 1 dan 2; 1 dan 3; 1 dan 4; 2 dan 3; 2 dan 4 berbeda signifikan (p<0,05), sedangkan kelompok 3 dan 4 tidak terdapat perbedaan signifikan (p>0,05). Kesimpulan: Pemberian air perasan temulawak konsentrasi 75% dan 100% dapat mempengaruhi kadar SGOT yaitu mendekati kadar normal. ?