Ekstrofi Kandung Kemih (Bladder Exstrophy) dan Permasalahannya pada Anak Laki-Laki Umur 4 Bulan

Main Authors: Mulyani, Sri Priyantini; Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unissula Semarang, P, Asri -
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) , 2012
Subjects:
Online Access: http://sainsmedika.fkunissula.ac.id/index.php/sainsmedika/article/view/54
http://sainsmedika.fkunissula.ac.id/index.php/sainsmedika/article/view/54/pdf
Daftar Isi:
  • ABSTRACTBladder exstrophy is a congenital anomality in which part of the bladder is present outside the body. It is rarewith a 2:1 male: female ratio. The defect of Bladder exstrophy resulted in various urinary dysfunctions prior orpost operation including urinary tract infection, catheter intermittent, risk of reflux vesiko-ureter, abnormalityboth of external and internal genitalia for example micropenis and undescended testicle or Cryptorchidism. Wereports a case of a 4 -month old male baby who underwent bladder exstrophy repair to cover up the hallowof the bladder, cut the glandula accessories penis and cover up the hollow of the scrotum. After the surgery,there were several problem including undescended testicle, unseen left testis, micropenis, risk factor of UTI(upper urinary tract infection) and urinary disorder (Sains Medika 2 (1): 88-97).ABSTRAKEkstrofi kandung kemih adalah salah satu tipe kelainan bawaan dari sistem genitourinaria, ditandai terbukanyakandung kemih pada dinding bawah abdomen Ratio kejadian antara anak laki-laki dan perempuan 2:1.Defek ekstrofi kandung kemih menyebabkan berbagai risiko gangguan berkemih saat preoperatif maupunpaska operatif. Selain problem saluran kencing seperti infeksi, pemakaian kateter intermiten, risikorefluk vesiko-ureter, juga terdapat masalah abnormalitas penampilan genitalia external maupun internalyaitu mikropenis, dan masalah testis yang tidak turun dalam kantung skrotum atau Cryptorchidism.Kasus adalah bayi laki-laki umur 4 bulan yang dirawat untuk menjalani operasi korektif penutupan celahkandung kemih, pemotongan penis aksesoris, dan penutupan celah skrotum. Paska operasi masihmenghadapi berbagai masalah yaitu testis tidak turun, testis kiri belum ditemukan, mikropenis, faktorrisiko ISK dan risiko gangguan fungsi berkemih paska operasi (Sains Medika 2 (1): 87-96).