Pengaruh Konseling Genetik pada Tingkat Depresi terhadap Penentuan Gender Ambigus Genitalia
Main Authors: | Mirani, Erna; Bagian Biokimia FK Unissula, Juniarto, Achmad Zulfa; Center of Biomedical Research, FK Undip Semarang, Margawati, Ani -, Faradz, Sultana MH |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA)
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://sainsmedika.fkunissula.ac.id/index.php/sainsmedika/article/view/37 http://sainsmedika.fkunissula.ac.id/index.php/sainsmedika/article/view/37/20 |
Daftar Isi:
- ABSTRACTBackground: Ambiguous genitalia is a phrase used to describe a person whose sex chromosomes, genitalia,and/or secondary sex characteristics which be determined as exclusively male or female. In general, it isestimated that the risk to catch this disease is 1: 2000. Parents take an important role in making decisionfor children with ambiguous genitalia concerning their gender identity and sex rearing, therefore it maycause parents trap in depression. This research aimed to study the effect of genetics counseling sessiontowards parents depression level in rearing the gender of ambiguous genitalia. This research was an analyticstudy with prospective approach and applying pre-post test group design.Design and method: Data was analyzed descriptively by cross tabulation table, and analytically by T- testwith SPSS for window version 15.00.Result: Of the 20 subjects collected in this research, seven patients with female gender were consisted of 4(57%) with karyotipe 46,XX and 3 (42%) with 46,XY. While from 13 patients with male gender, 10 (76%) has46,XY; 2 (15%) has mosaic 45,X/46,XY; and 1 (7%) has 46,XX. Hamilton depression scale which performed inpre test showed 10 (50%) respondents were in mild level, 7 (35%) were moderate, and 3 (15%) were severe.Meanwhile, the post test showed 7 (35%) respondents were having no depression, 13 (65%) were in mildlevel. T- test showed that there was a significant difference between pre and post test regarding depressionlevel after genetic counseling session with p<0,05.Conclusion: Genetic counseling session has an impact in rearing the gender of children suffering fromambiguous genitalia (Sains Medika, 2 (1):46-56).Key words: Ambiguous genitalia, depression, genetic counselingABSTRAKPendahuluan: Ambigus genitalia merupakan ketidaksesuaian karakteristik yang menentukan jeniskelamin seseorang. Secara umum tingkat kejadiannya untuk mendapatkan penyakit ini adalah 1: 2000.Orang tua merupakan bagian yang paling terpenting dalam penentuan identitas gender dan jugapenentuan seks dari anak dengan kelainan ambigus genitalia sehingga dapat menyebabkan orang tuadapat mengalami mengalami depresi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh konseling genetikorang tua terhadap tingkat depresi pada penentuan gender ambigus genitalia.Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan studi analitik dengan metode prospektif denganmenggunakan pre-post test group design. Data dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan tabelsilang dan analitik menggunakan T-test dengan SPSS versi 15.00.Hasil Penelitian: Pada penelitian ini didapatkan 20 subyek penelitian. Tujuh pasien dengan genderperempuan didapatkan 4(57%) dengan 46,XX dan 3(42%) dengan 46,XY, sedangkan dari 13 pasien dengangender laki-laki didapatkan 10(76%) dengan 46,XY, 2(15%) dengan mosaik 45,X/46,XY dan 1(7%) dengan46,XX. Pemeriksaan skala depresi Hamilton pada pre tes didapatkan hasil 10(50%) depresi ringan, 7(35%)depresi sedang dan 3(15%) depresi berat, pada pos tes 7(35%) tidak ada depresi, 13(65%) depresi ringan.Uji Statistik dengan T-test menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pre dan post test dari tingkatdepresi setelah konseling genetik dengan nilai p<0.05.Kesimpulan: Konseling genetik berpengaruh terhadap penentuan gender pada anak dengan ambigusgenitalia (Sains Medika, 2 (1):46-56).Kata kunci : Ambigus genitalia, depresi, konseling genetik