Tingkat Kecemasan Pasien Kanker Serviks pada Golongan Ekonomi Rendah yang Mengikuti Program Kemoterapi di RSUD Dr. Moewardi The level of Anxiety in Cervical Cancer Patients of Lower Socioeconomic Status Receiving Chemoteraphy in RSUD Dr. Moewardi
Main Authors: | Yolanda, Albina Eva, Karwur, Ferry Fredy |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA)
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://sainsmedika.fkunissula.ac.id/index.php/sainsmedika/article/view/164 http://sainsmedika.fkunissula.ac.id/index.php/sainsmedika/article/view/164/133 |
Daftar Isi:
- Kemoterapi pada penyakit kanker serviks memiliki dampak fisik maupun psikis bagi yang menjalaninya. Salah satu dampak psikis dari pengobatan kemoterapi adalah kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi tingkat kecemasan pasien kanker serviks di kalangan masyarakat ekonomi lemah yang mengikuti program kemoterapi. Penilaian Kecemasan didasarkan pada gejala fisik dan gejala psikis berdasarkan kuesioner yang mengacu pada alat ukur tingkat kecemasan HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety) yang dipandu wawancara kepada 40 pasien di RSUD Dr. Moewardi. Semua data yang diperoleh dari responden ditabulasi dan diolah dengan pivot table dari Microsoft Excel. Hasil menunjukkan bahwa tingkat kecemasan pasien kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi di RSUD Dr. Moewardi, yaitu : (40%) tidak menunjukkan gejala kecemasan, (30%) menunjukkan gejala kecemasan ringan, (20%) menunjukkan gejala kecemasan sedang, dan (10%) menunjukkan gejala kecemasan berat. Ada kecenderungan bahwa pasien yang memiliki kecemasan tinggi adalah pasien dengan biaya umum, sebaliknya kecemasan rendah dimiliki oleh pasien dengan biaya pemerintah (Jamkesmas). Ada sejumlah keprihatinan pasien sehubungan dengan tindakan kemoterapi yang mereka jalani: 1) takut pada efek samping kemoterapi, 2) pesimis pengobatan tidak berhasil dan bergumul akan kematian, 3) repot bolak-balik RS untuk program kemoterapi, dan kepikiran anak dan keluarga. Kecemasan masing-masing responden berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Kondisi ekonomi rendah, pendidikan yang terbatas, dan konteks budaya ?nrimo? dapat menerangkan aspek ketiadaan/rendahnya gejala pada sebagian responden.Chemotheraphy for cervical cancer can result in physical and psychological side effects. One of the physical effects is anxiety. This study aimed at identifying the level of anxiety in cervical cancer patients of lower socioeconomic status receiving chemotherapy. The anxiety assessment was based on the physical and psychological quetionnaire (HRS-A) with a guided interview with 40 patients of RSUD Dr. Moewardi. The data from the respondents were tabulated and analyzed using pivot table of Microsoft Ecxel. The result showed that 40% of the respondents had anxiety symtoms, 30% had a mid anxiety and 20% had a medium anxiety and 10% had a severe anxiety. Patients with a personal budget tend to have a higher anxiety compared with those who had a government health insurance (JAMKESMAS/Public Health Coverage Insurance). There had been several concerns among the patients including 1) the fear of side effect of chemotheraphy, 2) pessimism of the treatment outcome and the thought of death, 3) inconvenience of regular check for chemoteraphy to hospital and concern about the children and family. The level of anxiety varied among respondents. A lower socioeconic status, lower level of education and the local wisdom of ?nrimo? were responsible for the abcence or lower level of anxiety symptoms in some patients.Key words: anxiety, cervical cancer, chemotherapy, JAMKESMAS (Public Health Coverage Insurance)