Pengendalian Kualitas Proses Produksi Kaca Sunergy dengan Diagram Kendali Multivariat Short Runs
Main Authors: | Udiatami, Wilda Melia; Departemen Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Wibawati, Wibawati; Departemen Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/view/72159 http://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/view/72159/6997 http://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/downloadSuppFile/72159/34782 http://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/downloadSuppFile/72159/34789 http://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/downloadSuppFile/72159/34794 |
Daftar Isi:
- PT Asahimas Flat Glass Tbk Sidoarjo merupakan salah satu perusahaan manufaktur di Indonesia yang bergerak dalam bidang kaca dan berfokus pada produksi kaca lembaran eksterior. Kaca sunergy menjadi salah satu produk unggulan. Pada proses produksi kaca sunergy, hasil potongan kaca adalah aspek yang sangat diperhatikan, dimana terdapat dua karak-teristik kualitas yang diukur yaitu edge distortion dan cutter line. Produk kaca ini memiliki variasi yang tinggi yaitu ketebalan yang berbeda-beda sesuai permintaan konsumen, sehingga setiap jenis ketebalan memiliki volume produksi yang rendah. Kondisi demikian disebut short runs production. Pengendalian kualitas yang dilakukan oleh perusahaan hanya dengan membuat trend grafik untuk mengetahui sesuai atau tidaknya produk dalam range standard. Pada penelitian ini dilakukan pengendalian kualitas proses produksi kaca sunergy dengan menerapkan diagram kendali multivariat short runs untuk monitoring rata-rata proses. Data penelitian dibagi menjadi dua fase, yaitu 20 subgrup fase I dan 20 subgrup fase II. Hasil monitoring me-nunjukkan bahwa rata-rata proses fase I dengan empat pengujian telah terkendali secara statistik. Sedangkan pada fase II, rata-rata proses belum terkendali. Hal ini mengindikasikan terjadinya pergeseran. Selain itu, analisis kapabilitas proses secara multivariat menunjukkan proses produksi belum kapabel.