Daftar Isi:
  • Hasil penelitian PISA 2012 menyebutkan bahwa tingkat literasi Indonesia terburuk kedua dari 65 negara. Rendahnya literasi ini sejalan dengan lemahnya pemahaman terhadap bahasa Indonesia oleh generasi muda, terbukti dengan raihan nilai Ujian Nasional yang statis dan rendah dibanding mata pelajaran lain. Padahal, substansi literasi, yaitu keterampilan membaca dan menulis, terdapat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dan komunitas, namun kesuksesan literasi tidak cukup hanya dengan penyediaan fasilitas. Dibutuhkan media yang mampu mengembangkan kemampuan anak dalam memahami dan melanar bacaan seiring dengan pembelajaran literasi di sekolah. Buku dapat menjadi media edukasi dan menstimulus kreativitas pengguna dengan melibatkan pelatihan dalam bentuk aktivitas baca, tulis, dan gambar. Bila dikembangkan dengan tema dan penyampaian yang menarik, buku mampu mengembangkan kemampuan siswa sekolah dasar untuk memahami dan menalar bacaan. Dari dua proses tersebut, akan terwujud ide yang mengarah pada kompetensi literasi produktif berupa menulis. Agar buku dapat dirancang dengan baik dan sesuai dengan target pengguna, diperlukan kombinasi pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam penelitian. Konten buku didapat dari studi literatur dan analisis media eksisting, sedangkan penentuan konsep, tema, dan elemen visual diperoleh dari hasil wawancara mendalam, kuesioner preferensi, dan riset eksperimental dengan ahli di bidang literasi anak.