Daftar Isi:
  • Ketahanan pangan merupakan salah satu topik kompleks yang selalu dibahas di Indonesia dari waktu ke waktu. Berdasarkan UU No.18 tahun 2012 disebutkan bahwa ketahanan pangan ialah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup guna keberlangsungan hidup manusia yang sehat, aktif dan produktif. Pada Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas - FSVA) Indonesia tahun 2018, diketahui bahwa 83% Kabupaten/Kota di Indonesia merupakan daerah tahan pangan, yaitu daerah yang berada pada prioritas 4, 5 dan 6. Pada penelitian ini dilakukan pemodelan menggunakan metode regresi probit ordinal untuk menjelaskan hubungan antara variabel respon berupa variabel kategorik berskala ordinal dengan variabel prediktor kontinu. Pemodelan prioritas ketahanan pangan pada wilayah tingkat kabupaten dan tingkat kota dilakukan secara terpisah karena karakteristik dari keduanya berbeda. Berdasarkan hasil pemodelan prioritas ketahanan pangan pada kabupaten di Indonesia, variabel prediktor yang berpengaruh signifikan terhadap variabel respon berupa prioritas ketahanan pangan adalah angka harapan hidup (X1), persentase penduduk miskin (X2), persentase rumah tangga tanpa akses air bersih (X3), persentase rumah tangga tanpa akses listrik (X4), rata-rata lama sekolah perempuan di atas 15 tahun (X5), persentase balita pendek/stunting (X6) dan rasio konsumsi normatif terhadap ketersediaan bersih serelia (X7) dengan ketepatan klasifikasi sebesar 88,94%. Sedangkan model terbaik untuk pemodelan prioritas ketahanan pangan pada kota di Indonesia, variabel prediktor yang berpengaruh signifikan ialah X1, X2, X3, X5 dan X6 dengan ketepatan klasifikasi sebesar 88,78%.