Penerapan Struktur Bambu Pada Desain Kandang Motor

Main Authors: Dwiyusnantara, I.B. Gede; Jurusan Arsitektur FTSP ITS, Prijotomo, Josef; Jurusan Arsitektur FTSP ITS
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS , 2013
Subjects:
Online Access: http://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/view/3597
http://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/view/3597/1469
Daftar Isi:
  • Bambu seperti yang kita ketahui sudah lama menjadi material yang sangat khas dan memiliki daya tarik tersendiri. Bentuk tubularnya dan melengkung alami menjadi potensi pengembangan sebagai material arsitektural. Jauh sebelum modernisas, masyarakat di Indonesia sudah menggunakan material bambu sebagai barang-barang yang digunakan sehari-hari. Seperti tempat minum, bakul, dan banyak perangkat rumah tangga lainnya. Secara umum dalam perkembangangan arsitektur nusantara, bambu beratus tahun lalu menjadi struktur utama dalam membuat rumah adat. Banyak rumah adat di Indonesia yang memakai bambu sebagai struktur utama seperti rumah adat Mbaru Niang di Wae Rebo, rumah adat Sumba, rumah adat Batak Karo, dan masih banyak lainnya. Wajar saja bambu menjadi primadona, karena tanah di Indonesia dan iklim hujan tropis menjadi ladang subur tumbuhnya bambu. Pada tahun 1970-1980an ketika konstruksi semen dan bata mulai banyak dipakai orang, bambu mulai terlantar. Modernisasi menggerus akar dan batang bambu yang tumbuh subur. Beberapa waktu yang lalu ketika munculnya isu global warming, para pecinta lingkungan mulai menggalakan pemakaian material ramah lingkungan dalam aktifitas sehari-hari. Ditambah semakin mahalnya material semen dan bata maupun rangka besi. Dari sinilah bambu mulai dilirik kembali, dianggap sebagai material ramah lingkungan dan murah bahkan mendunia. Di luar negeri, bambu malah lebih berkembang sebagai material konstruksi bangunan. Orang asing malah lebih tertarik mempelajari tanaman berbuku ini. Dalam desain arsitektur berikut penulis ingin kembali mengenalkan bambu sebagai material lokal dan universal terutama dalam bidang arsitektural.