Konsep Defamiliarisasi pada Desain Museum Tambang Pasir Sungai Brantas
Main Authors: | Triana, Septi; Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Ngurah Antaryama, I Gusti; Institut Teknologi Sepuluh Nopember |
---|---|
Other Authors: | Direktorat Pedidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia |
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/view/18945 http://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/view/18945/2990 |
Daftar Isi:
- Aktivitas penambangan pasir tradisional di Sungai Brantas telah menjadi bagian dari budaya yang dikenal oleh masyarakat sekitar. Meski sempat tergeser oleh adanya modernisasi peralatan penambangan pasir, teknik tradisional ini kembali digalakkan sebagai respon permasalahan hilangnya karakteristik kawasan tersebut akibat kegiatan penambangan pasir modern. Arsitektur merupakan cara untuk membentuk identitas pada suatu kawasan, salah satunya dengan menerapkan pendekatan Regionalisme Kritis yang mengacu pada masa depan perkembangan suatu kawasan. Hal-hal terkait dengan budaya tambang pasir yang telah ada dihidupkan kembali secara aktif dan dijadikan bagian dari kebudayaan universal dalam bentuk yang baru dan berbeda. Artikel ini bertujuan untuk menginterpretasi ulang nilai-nilai dalam proses penambangan pasir tradisional di Sungai Brantas. Metoda desain Precedent digunakan untuk memperoleh abstraksi dari nilai-nilai tersebut kemudian menerapkannya ke dalam obyek arsitektur. Perwujudkan konsep Defamiliarisasi telah mampu dihadirkan dalam tatanan massa dan pola sirkulasi dalam ruang pada obyek desain Museum Tambang Pasir.