Performans Reproduksi Induk Sapi Bali yang Dikawinkan dengan Pejantan Impor (Exotic Boced) dan Lokal Secara Inseminasi Buatan di Wilayah Insana Kabupaten Timor Tengah Utara

Main Authors: Nubatonis, A., Dethan, A. A.
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Universitas Bengkulu , 2021
Subjects:
Online Access: https://ejournal.unib.ac.id/jspi/article/view/13145
https://ejournal.unib.ac.id/jspi/article/view/13145/7322
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Performans Reproduksi Induk Sapi Bali yang dikawinkan dengan Pejantan Impor (exotic boced) dan (lokal) secara Inseminasi Buatan di Wilayah Insana Kabupaten Timor Tengah Utara. Aspek Performance Reproduksi yang diukur diantaranya conception rate (CR), service per conception(S/C), lama kebuntingan, calving rate (CvR) dan Calving interval (CI). Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai Informasi dan bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan pengembangan dan peningkatan produktivitas sapi potong. Materi penelitian ini adalah induk sapi bali yang telah dikawinkan secara IB menggunakan semen pejantan Limousin sebanyak 36 ekor, Brangus 32 ekor dan pejantan Bali Murni (lokal) sebanyak 50 ekor. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dan penentuan sampelnya menggunakan metode sensus. Hasil Penelitian ini menunjukkan performace reproduksi yang cukup efisien dengan masing-masing angka Conception rate (%) : 66,67 ± 0,43; 71,87 ± 0,44 dan 70,59 ± 0,88; Servive per conception (S/C) : 1,88 ; 1,91 dan 1,45; lama kebuntingan (hari) : 280 ± 0,35; 279 ± 0,35; 279 ± 0,35 dan Calving rate (%) : 63,89± 0,48; 65,62 ± 0,50; 68,63 ± 0,41 serta jarak beranak/Calving interval (hari) yaitu 446, 28 ± 182,45; 431,7± 197,9; 380,4± 145,3. Kesimpulan penelitian adalah Induk sapi bali yang dikawinkan dengan Pejantan Impor (exotic boced) Limousin, Brangus dan (lokal) Bali Murni secara Inseminasi Buatan di Wilayah Insana Kabupaten Timor Tengah Utara cukup efisien dari aspek CR, S/C, lama kebuntingan dan Calving rate, namun tergolong belum efisien apabila diukur dari aspek jarak beranak/Calving interval.