ANALISIS EKSPERIMENTAL PENGARUH PENEMPATAN SAMBUNGAN BASAH (WET-JOINT) TERHADAP BEBAN ULTIMIT BALOK BETON BERTULANG
Main Author: | Noorhidana, Vera A. |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
UNIVERSITAS LAMPUNG
, 2009
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ft-sipil.unila.ac.id/ejournals/index.php/jrekayasa/article/view/42 http://ft-sipil.unila.ac.id/ejournals/index.php/jrekayasa/article/view/42/pdf |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara eksperimental pengaruh penempatansambungan basah (wet-joint) pada balok beton pracetak, yaitu pada daerah geser maksimum dandaerah lentur maksimum. Perilaku balok pracetak yang disambung dibandingkan dengan perilakubalok beton monolit.Benda uji untuk wet-joint pada daerah geser berupa 3 balok beton bertulang(150mmx300mmx2200mm), yaitu 1 buah balok monolit (BMN-G) dan 2 buah balok pracetak(BPN1-G dan BPN2-G). Panjang wet-joint-geser 300mm dan diletakkan di antara tumpuan danbeban terpusat. Benda uji untuk wet-joint pada daerah lentur berupa 4 balok beton bertulang(150mmx250mmx2100mm), yaitu 1 buah balok monolit (BMN-L) dan 3 buah balok pracetak(BPN1-L, BPN2-L, dan BPN3-L). Panjang wet-joint-lentur 400mm dan diletakkan di tengahbentang balok Kedua balok pracetak tersebut dibandingkan dengan balok monolit tanpasambungan (BM). Balok ditumpu sendi-rol, kemudian diberi 2 beban terpusat pada jarak yangsimetris dari masing-masing tumpuan.Hasil pengujian berupa analisis kurva hubungan beban-lendutan dan pola retak. Beban ultimityang dapat diterima BPN1-L, BPN2-L, dan BPN3-L hanya berkisar 60-70% dari beban ultimitBMN-L. Sedangkan beban ultimit yang dapat diterima BPN1-G dan BPN2-G sebesar > 90% daribeban ultimit BMN-G. Penempatan wet-joint p1ada daerah geser maksimum balok memberikanperforma yang lebih baik dibandingkan pada daerah lentur maksimum balok.