UJI TINGKAT KETEBALAN MULSA SEKAM PADA 2 VARIETAS TANAMAN GANDUM (Triticum aestivum L.) DI DATARAN MEDIUM
Main Authors: | Danaparamita, Galuh Hayu; Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya, Fajriani, Sisca; Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya, Suminarti, Nur Edy; Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya |
---|---|
Format: | Article application/msword eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://protan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/protan/article/view/838 |
Daftar Isi:
- Gandum termasuk salah satu tanaman serealia yang berpotensi sebagai sumber bahan pangan alternatif. Tanaman gandum umumnya ditanam di dataran tinggi dan varietas yang digunakan adalah Dewata dan Selayar. Tanaman gandum dapat tumbuh dengan baik di daerah dataran tinggi di Indonesia, tetapi lahan yang tersedia sangat terbatas. Daerah dataran tinggi umumnya ditanami komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. Kendala pengembangan tanaman gandum di wilayah dataran medium salah satunya adalah tingginya suhu dan dapat diatasi melalui penggunaan mulsa. Namun demikian, seberapa besar pengaruh mulsa terhadap pengendalian suhu dan evaporasi akan sangat dipengaruhi oleh tingkat ketebalan dan macam mulsa pada macam varieatas tanaman gandum. Penelitian menggunakan rancangan petak terbagi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2016 di Desa Tegalgondo, Kecamatan Karangploso, Kota Malang. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya interaksi nyata antara macam varietas dan berbagai tingkat ketebalan mulsa pada jumlah daun, luas daun, jumlah anakan total, bobot kering total tanaman, jumlah anakan produktif, jumlah malai per rumpun, bobot malai per rumpun, sedangkan pada pengamatan panen terjadi interaksi pada bobot spikelet per rumpun, hasil panen per hektar, bobot 1000 biji dan indeks panen. Pengaruh nyata dari berbagai tingkat ketebalan mulsa terjadi pada panjang malai per rumpun, bobot kering total tanaman, bobot spikelet per petak, laju pertumbuhan relatif, kelembaban tanah dan suhu tanah.