Epidemi Penyakit Hawar Beludru Septobasidium pada Kebun Lada dengan Jenis Tajar Berbeda
Main Authors: | Suswanto, Iman, Rianto, Fadjar |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura
, 2015
|
Online Access: |
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/perkebunan/article/view/9368 http://jurnal.untan.ac.id/index.php/perkebunan/article/view/9368/9263 |
Daftar Isi:
- Hawar beludru Septobasidium spp. menjadi penyebab utama penurunan produksi lada di Kalimantan Barat. Pada awal kemunculan penyakit umumnya dijumpai pada kebun tua yang tidak terawat. Saat ini penyakit ini dapat dijumpai baik pada kebun yang terawat maupun tidak terawat. Penelitian bertujuan mengenal gejala, penyebaran penyakit dan hubungan antara berbagai anasir penyakit dengan perkembangan patogen di kebun lada dengan tajar yang berbeda. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman sakit memperlihatkan gejala dengan tingkat keparahan beragam dan penyakit dijumpai di semua sentra lada Kalimantan Barat. Intensitas penyakit di Kabupaten Sambas dan Mempawah termasuk berat menunjukkan banyak dijumpai kebun lada yang puso. Perkembangan penyakit memiliki keeratan hubungan dengan temperatur (x1) dan kepadatan spora (x2) baik pada kebun dengan tajar hidup maupun tajar mati. Konsistensi besarnya nilai korelasi ini dijadikan dasar dalam penyusunan model regresi multivariat pada kebun dengan tajar hidup dan mati berturut-turut y= 17,58 - 0,19 x1 + 0,43 x2 dan y=15,30 - 0,18x1 + 0,65 x2. Penyakit berkembang baik saat temperatur udara (x1) mencapai 24 oC dan kepadatan spora (x2) di kebun mencapai 7 spora/cm2. Kata kunci: hawar beludru, lada, tajar dan Septobasidium