KEBERADAAN VIRUS RABIES DI PULAU FLORES DAN LEMBATA PROVISI NUSA TENGGARA TIMUR

Main Authors: Mau, Fridolina, Yunarko, Rais
Format: Article application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Loka Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Waikabubak , 2018
Subjects:
NTT
Online Access: http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/jpbb/article/view/8898
Daftar Isi:
  • Rabies adalah penyakit zoonosis didefinisikan sebagai penyakit infeksi yang dapat ditularkan dari hewan vertebrata ke manusia. Proses perjalanan penyakitnya rabies dari hewan manusia atau sebaliknya sama, dimulai dari adanya kontak langsung luka atau bagian tubuh hewan dan manusia dengan mukosa hewan penular. Rabies sudah lama ada di dunia. Di NTT, sejak terjadi kasus rabies pertama tahun 1997 di Kabupaten Flores Timur, hanya dalam jangka waktu satu tahun rabies telah mewabah di sembilan kabupaten di daratan Flores dan Lembata. Dalam kurun waktu 17 tahun 1997-2014, kasus rabies di Flores dan Lembata telah mencapai 32.740 kasus gigitan dengan jumlah korban yang meninggal dunia 246 orang. Ada 4 subsistem yang sangat penting peranannya untuk pengendalian dan pemberantasan zoonosis yaitu sistem surveilans dan monitoring nasional, kewaspadaan dini dan darurat penyakit, informasi kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner. Virus lyssa bersifat neurotrop, virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke medulla spinalis dan otak, yang merupakan tempat mereka berkembangbiak dengan kecepatan 3mm/ jam. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur. Keganasan Lyssavirus terjadi pada hewan domestik atau hewan liar dan manusia. Tingkat fatalitas mencapai 100% terutama pada anak-anak berusia kurang dari 15 tahun. Oleh karena itu penting bagi kita mengetahui bagaimana penularan rabies dan hal-hal yang mempengaruhi keganasan dari virus rabies.